Rumah Literasi: Langkah Kecil Membangun Kembali Minat Baca di Desa Marente.
Alas. PublikOnline – Desa Marente Kecamatan Alas merupakan salah satu desa di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat yang terdampak bencana Gempa Bumi pada Desember 2018 lalu. Bencana Gempa Bumi yang berkekuatan 7.0 SR menyebabkan ribuan rumah, dan infrastruktur umum rusak parah.
Oleh sebab itu, pendidikan khusunya di Desa Marente mengalami penurunan, hal itu terbukti karena rusaknya salah satu Taman Kanak-kana di desa tersebut yang mengakibatkan pendidikan anak usia dini tidak lagi berjalan untuk sementara waktu.
Pengaruh lain dari turunnya minat belajar anak adalah pengaruh zaman atau digitalisasi yang berkembang saat ini yang sangat berpengaruh pada perkembangan kecerdasan anak.
Salah satu relawan pendidikan, Ida Farida warga asal Desa Marente melihat hal tersebut sebagi celah untuk membangun sebuah inovasi “Rumah Literasi” pertama di Kecamatan Alas yang diinisiasi bersama teman-temannya.
Sebagai penggagas “Rumah Literasi”, Ida mempunyai beberapa impian walaupun awalnya hanya menggunakan ruang tamu dan halaman rumahnya, Ia ingin mewujudkan impian bersama rekan-rekannya untuk lebih membangun pendidikan di Desa Marente sehingga dapat melahirkan anak-anak masa depan yang cerdas.
“Awalnya ide untuk membangun Rumah Literasi muncul karena kekawatiran saya kondisi anak-anak zaman sekarang yang dipengaruhi oleh game online yang tidak bermanfaat sehingga minat baca dan belajar sangat kurang,” ungkapnya.
Dengan adanya Rumah Literasi ini, tambahnya, sebagai wadah atau tempat anak-anak untuk belajar sambil bermain di samping pelajaran formal yang didapat dari sekolah formal.
Bukan hanya itu, Ida bersama teman-temannya yang berlatar belakang Sarjana di desa tersebut ingin memberikan tekhnik belajar yang berbeda dengan yang diterima di sekolah formal.
“Kami ingin mengajar anak-anak ini dengan mengikuti perkembangan zaman dan teknologi saat ini sehingga mereka tidak bosa belajar,” katanya.
Ida berharap, dengan adanya Rumah Literasi ini akan mengajak dan menggerakan para pemuda lainnya untuk sama-sama bergerak mendukung pendidikan di Desa Marente sehingga pendidikan makin meningkat untuk menciptakan anak-anak masa depan yang cerdas dan berkarakter.
“Saya juga berharap apa yang kami mulai ini juga dapat diperhatikan dan didukung oleh masyarakat, pemerintah desa dan kabupaten, karena kami tidak mungkin dapat bergerak sendiri,” katanya.
Untuk mengembangkan Rumah Literasinya, Ida berharap pemerintah dapat memberikan perhatian berupa bantuan sarana dan prasarana untuk mendukung Rumah Literasi.
“Kami masih membutuhkan kursi, meja, papan tulis, bahkan lokasi untuk membangun Rumah Literasi nantinya,” katanya.
Harapan yang sama diungkapkan salah satu guru yang mengajar di Rumah Literasi, Rukaiyah, S.Pd. Ia berharap Rumah Literasi dapat menjadi salh satu lembaga non formal di Desa Marente yang membantu pemerintah desa untuk meningkatkan pendidikan.
“Untuk mendukung peningkatan pendidikan di desa ini, nantinya kami berencana mengadakan pelatihan dasar computer dan bahasa inggris. Bukan saja anak-anak, bahkan orang tua yang berminat bisa mengikuti,” katanya.
Total guru yang mengajar di Rumah Literasi sementara ini sebanyak empat orang, di antaranya satu guru matematika , dua bahasa inggri, dan satu guru bahasa indoinesia dan seni. Mereka juga bisa mengajar komputer.
“Untuk saat ini kami belum mengadakan sosialisasi, tetapi Alhamdulillah jumlah murid sudah mencapai 16 orang. Kami berharap jumlah ini akan terus bertambah,” katanya.
Sementara, pemerintah Desa Marente sangat mendukung apa yang dilakukan oleh Ida Farida bersama teman-temannya, karena adanya Rumah Literasi ini adalah langkah awal untuk membangun pendidikan di Marente.
“Kami siap mendukung apa yang dilakukan anak muda ini, apa yang diperlukan oleh mereka untuk membantu anak-anak belajar baik itu alat, permainan dan buku kami akan berusaha memberikannya,” ucap Ahmad, salah satu perangkat Desa Marente.
Ia berharap, ke depannya pemerintah kecamatan dan kabupaten juga dapat membantu dan memfasilitasi Rumah Literasi sehingga berjalan dengan baik.
Salah satu orang tua murid, Azis Sudirman, sangat setuju dengan adanya Rumah Literasi. Karena sangat membantu anaknya dalam mendapatkan ilmu tambahan selain di sekolah formal.