Kisah Nurtimah, Pedagang Nasi Bungkus di Mataram BerOmset Puluhan Juta, Awalnya Pakai Rombong Kecil

 

Mataram, SIARPOST | Malam itu di sudut pertigaan jalan Swadaya dan jalan Panjitilar Kota Mataram, terlihat sebuah warung sederhana yang ramai pengunjung. Namanya warung nasi Gemeng/Jinggo.

Dari kejauhan terlihat sangat sederhana, namun semakin malam warung yang terlihat dijaga oleh tiga orang wanita tersebut semakin ramai dikunjungi.

Warung sederhana ini ternyata milik seorang wanita bernama Nurtimah warga Kekalik Kota Mataram. Nurtimah bersama dua pelayannya terlihat sibuk melayani pengunjung yang membeli nasi bungkus dan berbagai makanan pelengkap lainnya seperti sate, gorengan, telur rebus, minuman dan lainnya.

BACA JUGA : Pj Gubernur NTB Dapat Rekomendasi Dari Golkar Maju di Pilgub

Saat diwawancarai, Nurtimah pun mengaku bahwa Warung nya selalu ramai, di bulan ramadhan terlebih-lebih di luar bulan Ramadhan. Warung berdinding seng alumunium tersebut ternyata buka selama 24 jam setiap hari.

“Kalau di bulan ramadhan buka dari jam 3 sore sampai subuh. Kalau di hari-hari biasa tetap buka 24 jam,” ujar Nurtimah di sela-sela melayani pembeli, Rabu (10/4/2024).

Tak disangka, warung sederhana yang menjual nasi murah meriah ini mempunyai keuntungan sekitar Rp30 juta setiap bulannya.

Nurtimah mengaku, setiap hari menghabiskan sekitar 2.000 bungkus nasi yang dijual seharga Rp6.000. Nasi tersebut dibeli dari anaknya dengan harga Rp5.000.

“Setiap hari 2.000 bungkus nasi habis. Untung dari nasi saja sampai Rp2 jutaan. Ya alhamdulillah. Ditambah lagi dengan gorengan, sate, minuman dan lainnya. Kalau sebulan bersih Rp30 juta lah,” ungkap Nurtimah.

BACA JUGA : Pembeli BBM Non Subsidi Boleh Menyela Antrean di SPBU Lebih Dulu, Ini Kata Pertamina

Nurtimah juga menjual berbagai macam makanan siap saji seperti gorengan, sate, telur dan lainnya yang dititip oleh beberapa orang di warung nya dengan keuntungan Rp1.000 per satu biji. Biasanya perhari ada sekitar 500 biji gorengan atau sate yang dititip di warung Nurtimah.

Dari keuntungan tersebut. Nurtimah hanya membayar upah tiga karyawannya sebesar Rp3 juta per orang. Ia juga mempekerjakan 5 orang lainnya yang membungkus nasi.

Nurtimah kemudian bercerita, bahwa apa yang dilaluinya hingga saat ini cukup berat. Ia awalnya menjual nasi menggunakan rombong kecil di trotoar di jalan tersebut sejak tahun 1995. Namun lama kelamaan usahanya berjalan baik dan berkembang hingga ia bisa menyewa tempat yang lebih besar untuk membuka usahanya tersebut.

Nurtimah mempunyai 5 orang anak, suaminya telah lama tiada. Ia hanya seorang wanita sederhana dan ibu berusaha berjuang sendirian untuk menghidupi anak-anaknya.

BACA JUGA : Pengobatan Akupuntur Medik di RSUD Lombok Barat, Remajakan Kulit Pudarkan Kerutan, Hingga Obati Stroke

Perjuangan Nurtimah pun belum usai. Walaupun keuntungan nya mencapai puluhan juta per bulan, namun ia pernah membayar utang anak ketiganya sebesar Rp500 juta.

Nurtimah selalu bersyukur dengan rezeki yang diberikan Allah SWT. Bentuk rasa syukur tersebut, Ia selalu mengeluarkan sedekah kepada warga miskin. Khusus di bulan ramadhan setiap tahunnya ia tetap mengeluarkan sedekah di lima kampung yang jumlahnya tidak sedikit.

Bahkan, ia rutin memberikan sedekah atau bantuan kepada warga miskin dan janda tua di sekitar kampungnya khusus pada hari Jumat dari hasil keuntungannya pada hari itu.

Kehidupan Nurtimah adalah pelajaran besar yang bisa dipetik hikmahnya. Tidak mudah untuk meraih sukses, perlu kerja keras, seperti Nurtimah yang memulai usahanya dari jualan kecil-kecilan sampai menjadi warung makan yang mempunyai omset puluhan juta dalam satu bulan.

Warung Nurtimah pun juga sangat membantu para mahasiswa karena murah meriah. Untuk satu kali makan di warung Nurtimah lengkap dengan minuman dinginnya hanya seharga Rp9.000 saja.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Oi, gak boleh Copas, minta izin dulu