Peralatan Latihan Minim, Bisakah Cabor Anggar NTB Berprestasi di PON 2024, Mengulang Sejarah Era 60an

Pelatih Cabor Anggar persiapan PON Aceh-Sumut 2024, Niko H. Walian, saat ditemui di kediamannya di Kota Mataram, Selasa (9/4/2024). Foto : Feryal 

/Sudah Diajukan Peralatan Sejak Gubernur Harun Al Rasyid

MATARAM, SIARPOST | Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh Sumatra Utara 2024 akan dilaksanakan pada sekitar September mendatang. Salah satu cabang olahraga (Cabor) dari Nusa Tenggara Barat yang akan ikut serta dalam kejuaraan tersebut adalah Cabor Anggar.

Walaupun memiliki keterbatasan anggaran dan minim bahkan tidak ada peralatan latihan standar. Cabor Anggar NTB tetap yakin dan optimis dalam PON tersebut.

Namun disayangkan, selevel Provinsi yang akan ikut kejuaraan nasional yakni PON, Cabor Anggar tidak memiliki alat latihan standar yang mendukung para atlet untuk latihan maksimal sehingga bisa meraih prestasi.

Pelatih Cabor Anggar persiapan PON Aceh-Sumut 2024, Niko H. Walian, saat ditemui di kediamannya di Kota Mataram, Selasa (9/4/2024) mengungkapkan, bahwa selama ini Cabor Anggar belum memiliki peralatan latihan standar. Padahal Cabor Anggar bisa menjadi salah satu Cabor unggulan jika difasilitasi dengan baik. Karena untuk PON nanti empat atlet anggar akan diboyong ke PON Sumut bersama atlet-atlet lainnya.

BACA JUGA : Kisah Nurtimah, Pedagang Nasi Bungkus di Mataram BerOmset Puluhan Juta, Awalnya Pakai Rombong Kecil

Menurut Niko, alat standar latihan akan meningkatkan motivasi atlet untuk terus berlatih dan lebih berprestasi, juga untuk mengukur pencapaian latihan atlet. Apalagi kejuaraan ini adalah PON.

“Kita belum punya alat standar, masa kita mau ke PON tapi latihan hanya pakai alat manual. Sekarang kan alatnya sudah pakai listrik. Kalau ada alat standar kita bisa mengukur sejauh mana perkembangan atlet,” Ujar Niko.

Niko melanjutkan, jika menggunakan alat manual untuk latihan, maka tidak akan bisa mengukur sejauh mana tekanan tusukan dari para atlet pada saat latihan. Ini sangat berpengaruh pada saat pertandingan nanti.

Untuk alat standar Cabor Anggar, Niko sudah pernah meminta nya untuk diadakan oleh KONI NTB sejak Gubernur Harun Alrasyid pada PON 2000 di Surabaya, namun hanya dijanjikan saja, begitu juga dengan KONI hingga saat ini belum merealisasikannya.

Penggunaan alat standar (alat listrik) di pertandingan Anggar ini telah dilakukan sejak tahun 1995 yang lalu. Saat itu Anggar NTB sudah mulai meminta pengadaan alat kepada Gubernur NTB.

BACA JUGA : Potret Para Pemudik, Laksanakan Sholat Hingga Sahur di Jalan Karena Macet

“Alat ini penting sekali, jangan hanya terus mensupport cabor yang sudah lengkap tetapi cabor-cabor lain yang masih minim alat juga harus diprioritaskan,” ujar Niko, mantan atlet Anggar NTB yang pernah berjaya di era tahun 1960 hingga 1970an itu.

Apalagi Pelatihan Daerah persiapan PON akan segera digelar oleh KONI NTB di Kota Mataram dalam waktu dekat. Perlu adanya peralatan standar agar latihan atlet menjadi maksimal.

Niko sangat berharap, Cabor Anggar menjadi Cabor unggulan di NTB seperti pada era 60an hingga 90an. Dimana saat itu Anggar NTB sering mendapat medali pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas).

“Saya dulu atlet Anggar NTB pada tahun 1966 mengikuti Kejurnas di Surabaya dan saya dapat medali Perak saat itu. Setelah itu saya mewakili NTB mengikuti Pelatnas untuk kejuaraan Asia di Kamboja,” ujar Purnawirawan TNI itu.

Niko mengaku menjadi atlet profesional Anggar pada tahun 1963. Ia mengikuti Kejuaraan Porda NTB mewakili Lombok Barat di Bima tahun 1964 dan meraih medali emas.

Niko juga pernah mengikuti Kejurnas di Jakarta pada tahun 1967 dan 1968 dan ia menjadi atlet yang berprestasi, pasalnya secara nasional mendapat peringkat enam.

BACA JUGA : Pengobatan Akupuntur Medik di RSUD Lombok Barat, Remajakan Kulit Pudarkan Kerutan, Hingga Obati Stroke

Tidak sampai di situ, menjadi Anggota TNI tidak menghalangi Niko untuk menambah ilmu di perguruan tinggi. Ia kemudian kuliah di Unram mengambil Jurusan Hukum di Fakultas Hukum. Niko adalah alumni pertama Fakultas tersebut.

Niko pun sempat mengikuti pekan olahraga mahasiswa di Makassar pada tahun 1969 dan tahun 1971 di Palembang. Ia menjadi mahasiswa yang dibanggakan kampus dengan prestasinya.

Kejuaraan di Palembang adalah terakhir yang diikuti Niko sebelum memilih menjadi pelatih pada 1971. Satu tahun menjadi pelatih, pada tahun 1972 Niko membawa atlet Anggar NTB di Kejurnas Jakarta dan 1974 di Surabaya.

Kejurnas tahun 1974 di Surabaya, salah satu atlet Anggar yang dilatih Niko berhasil meraih juara nasional dengan menjadi atlet terbaik sepanjang sejarah NTB.

Cabor Anggar NTB terkahir kali mendapat prestasi di ajang nasional adalah tahun 1993. Kemudian pada tahun 1995 alat yang dipakai Cabor Anggar diganti ke alat listrik. Sejak itulah Cabor NTB tidak pernah lagi mendapat prestasi.

Niko mengaku keterbatasan alat standar membuat atlet Cabor Anggar lesu dan motivasi nya menurun. Karena wilayah lain sudah menggunakan alat latihan standar sementara NTB masih pakai alat yang lama atau bukan alat listrik.

Niko berharap. Pemerintah melalui KONI NTB dapat mengadakan alat standar untuk Cabor Anggar sehingga latihan para atlet bisa maksimal dan lebih semangat terlebih lagi memotivasi atlet menjadi juara.

“Saya sudah dijanjikan sejak Gubernur Harun, sampai sekarang tidak juga ditepati,” katanya.

Walaupun saat ini Cabor Anggar tidak memiliki alat standar, ia tetap meyakinkan dan memberikan semangat kepada para atlet untuk sabar dan yakin serta tetap semangat dalam mengikuti setiap pertandingan.

Empat Atlet Cabor Anggar NTB akan mengikuti Pelatda di Mataram untuk persiapan ke PON Sumatra Utara.

Ketua KONI NTB, H. Mori Hanafi yang dihubungi media ini terkait peralatan latihan untuk Cabor Anggar, tidak menjawab chat whatsapp namun sudah terbaca.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Oi, gak boleh Copas, minta izin dulu