Kasus Meninggalnya Pengamen di Puskesmas Woha, DPRD NTB : Bupati Bima Harus Bertanggungjawab
MATARAM, SIARPOST | Anggota DPRD Provinsi NTB Dapil Kabupaten Bima dari Fraksi PAN, Muhammad Amirullah SE, angkat bicara terkait meninggalnya pasien asal Lombok di Puskesmas Woha pada Sabtu lalu.
Muhammad Amirullah saat diwawancarai di Gedung DPRD NTB, Senin (2/9/2024) mengatakan, negara atau pemerintah dalam hal ini Puskesmas, wajib melayani masyarakat walaupun tidak punya uang atau keluarga.
“Tidak boleh Puskesmas menolak pasien, siapapun pasiennya. Bupati Bima harus bertanggung jawab dan harus bersuara dalam kasus ini,” ujarnya.
BACA JUGA : Video Cek Kesehatan Calon Kepala Daerah Lombok Utara Dianggap Melanggar, Ini Klarifikasi Tim Hukumnya
Kenapa Puskesmas tersebut dijadikan BLUD, kata dia, agar dalam pelayanannya lebih maksimal dan lebih bagus. Mereka mengelola sendiri operasional nya dan bertanggungjawab kepada Bupati.
“Dari sisi kemanusiaan, hal ini tidak boleh terjadi, negara wajib melayani masyarakat yang berobat, persoalan tidak ada keluarga atau uang itu urusan nanti yang penting nyawa bisa diselamatkan,” ujarnya.
Respon yang sama dari anggota DPRD NTB lainnya dari dapil Kabupaten Bima fraksi partai Gerindra, Yasin. Anggota DPRD tiga periode di Bima itu mengatakan bahwa jika benar penolakan oleh pihak Puskesmas Woha maka hal itu tidak boleh terjadi.
“Tugas mereka sebagai pelayan masyarakat harus bisa melayani semua orang dan tidak harus melihat syarat nya, namun lebih dulu mempertimbangkan pendekatan sosial untuk melayani siapapun,” kata Yasin.
BACA JUGA : Warga Dusun Borong Birak KLU Masih Kesulitan Askes Jalan, Fasilitas Pendidikan dan Kesehatan Yang Jauh
Adapun pasien yang sedang sakit parah, pihak Puskesmas harus melayani terlebih dahulu pasien walaupun administrasi nya diurus dan disesuaikan kemudian.
Sebelumnya, pria yang diketahui sehari-hari menjadi pengamen Asal Lombok ditemukan meninggal di halaman Puskesmas Woha Bima, diduga tidak mendapat pelayanan kesehatan maksimal karena alasan biaya tidak ada dan pasien tidak mempunyai keluarga.
Penemuan jasad pria tersebut langsung viral di media sosial Facebook. Banyak komentar yang menyudutkan pihak Puskesmas karena diduga lalai dan tidak melayani pria tersebut dengan baik sehingga mengakibatkan meninggal dunia di halaman Puskesmas.
Salah satu warga Kabupaten Bima yang diwawancarai dan tidak berkenan dipublish namanya, mengatakan sebelumnya pihak Puskesmas Woha diduga tidak melakukan pelayanan kepada almarhum dikarenakan tidak ada biaya.
“Melihat komentar dalam media sosial bahwa almarhum dikeluarkan oleh pihak puskesmas karena tidak ada keluarga dan tidak ada biaya,” ujarnya.
BACA JUGA : Dilantik sebagai Anggota DPRD NTB, Bunda Nanik Janji Akan Perjuangkan Masa Depan Perempuan
Dalam postingan tersebut, netizen ramai berkomentar terkait dengan kinerja pelayanan puskesmas woha tersebut.
Netizen di Facebook pun geram melihat sejumlah postingan yang viral di Facebook. Ada yang berkomentar bahwa pihak puskesmas Woha telah menelantarkan manusia oleh karena tidak punya keluarga.
“Itu bukan sebagai alasan untuk memberikan pelayanan terhadap masyarakat,” ujar salah satu netizen dalam postingan foto viral terkait penemuan jasad almarhum tersebut.
Sebelumnya diketahui almarhum dilarikan oleh anak-anak dari sumba ke puskesmas Woha, karena keseharian almarhum merupakan seorang pangamen. Diketahui, baru dua hari dilarikan ke puskesmas namun tidak mendapatkan pelayanan berupa pemberian obat dan juga pemeriksaan secara insentif, malah almarhum dikeluarkan dari ruang inap ke halaman sampai meninggal dunia sekitar pukul 22.20 WIB.
Pada saat meninggal, almarhum menggunakan baju warna merah dengan posisi tubuh korban terlentang begitu saja diatas tikar milik puskesmas, di samping nya terdapat satu buah gitar yang diduga digunakan untuk mengamen. (Feryal)