Gelontorkan Dana Rp22 Triliun Untuk Jalan Tol di Lombok, Pulau Sumbawa Masih Jalan Rusak: Pemerintah Pilih Kasih?

Pekerjaan Jalan tol. foto ilustrasi.

MATARAM, SIAR POST | Di saat Pulau Sumbawa masih berkutat dengan jalan berlubang, listrik yang belum merata, dan angka kemiskinan yang tinggi, Pemerintah Pusat justru berencana menggelontorkan Rp22 triliun untuk membangun jalan tol mewah di Pulau Lombok. Proyek ini memicu kemarahan publik dan memperkuat suara pemekaran NTB menjadi dua provinsi.



Rencana pembangunan Jalan Tol Lembar–Kayangan sepanjang 80 kilometer dinilai sebagai bentuk nyata ketimpangan pembangunan antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.

Jalan tol ini akan menghubungkan Pelabuhan Lembar di Lombok Barat dan Pelabuhan Kayangan di Lombok Timur, dua wilayah dengan UMK di bawah Rp2,7 juta.

22 Triliun untuk Lombok, Nol Rupiah untuk Sumbawa?

“Puluhan tahun kami bersabar dengan janji pemerataan pembangunan. Tapi sekarang justru muncul jalan tol Rp22 triliun di satu sisi, sementara jalan nasional di Pulau Sumbawa banyak yang sudah mirip kubangan,” kata Muhammad Sahril Amin Dea Naga, Ketua Presidium Percepatan Pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa (PPS).



Menurutnya, proyek jalan tol ini hanya menguntungkan wilayah yang selama ini sudah maju secara infrastruktur.

Sementara Pulau Sumbawa, yang meliputi Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu, dan Bima, justru tertinggal dalam semua aspek: pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan konektivitas dasar.

BACA JUGA : Buntut Kasus Mafia Tanah di Sekongkang, Kejari KSB Digugat Balik Ke Praperadilan: Tuding Langgar HAM dan UU

Gerakan Pemekaran Semakin Menguat

Kebijakan “pilih kasih” ini justru menjadi bahan bakar baru bagi perjuangan PPS untuk memisahkan diri dari NTB dan membentuk Provinsi Pulau Sumbawa. Dalam waktu dekat, PPS bersama aliansi rakyat dan tokoh daerah akan menggelar aksi besar-besaran pada 1 Juli 2025 di Poto Tano, gerbang utama dari dan menuju Pulau Sumbawa.



“Kami tidak meminta lebih, kami hanya ingin keadilan. Kalau Lombok bisa dapat tol Rp22 triliun, Sumbawa pantas punya jalan layak, rumah sakit rujukan, dan perguruan tinggi negeri sendiri,” tegas Dea Naga.

BACA JUGA : Survei Terbaru: 78% Rakyat Dukung PPS, Presidium Siapkan Aksi Akbar Guncang Tano 1 Juli 2025

Realitas Ketimpangan yang Tidak Bisa Ditutup Jalan Tol

Pulau Sumbawa hingga kini masih memiliki angka kemiskinan terbuka yang lebih tinggi dibanding Pulau Lombok. Listrik desa belum merata. Banyak siswa masih harus menempuh belasan kilometer ke sekolah dengan jalan rusak. Bandara dan pelabuhan belum didukung infrastruktur pendukung yang memadai.

Ironisnya, mega proyek jalan tol yang dibangun di Lombok justru menyerap anggaran yang bisa digunakan untuk membenahi berbagai persoalan dasar di Pulau Sumbawa.



Siapa yang Diuntungkan dari Jalan Tol Ini?

Pertanyaan yang kini ramai di media sosial dan forum-forum publik adalah: Siapa yang sebenarnya diuntungkan dari proyek tol Rp22 triliun ini? Apakah ini untuk rakyat NTB secara keseluruhan, atau hanya untuk mendukung bisnis pariwisata elit dan logistik investor besar di Lombok?

Proyek tol ini semakin memperkuat kesan bahwa pembangunan NTB hanya berpusat di Lombok, sementara Pulau Sumbawa dibiarkan menjadi “anak tiri” yang hanya diingat saat pemilu datang.

Redaksi____

Exit mobile version