Menu Makan Gratis di SDN 2 Cakra Negara Diprotes Orang Tua, Porsi Sayur dan Buah Dinilai Tak Cukup untuk Anak

Mataram, SIAR POST – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah menuai perhatian publik. Di SD Negeri 2 Cakra Negara, Kota Mataram, menu makan siang yang dibagikan ke siswa diprotes sejumlah orang tua karena dinilai tidak sesuai dengan kebutuhan gizi anak sekolah dasar.

Pantauan media ini memperlihatkan isi kotak makan anak berupa nasi putih, dua potong kecil ayam, potongan tahu dengan sayur wortel dan buncis, serta seiris semangka. Sekilas, menu ini memang sudah mencakup empat unsur penting makanan sehat: karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur, dan buah.

Walaupun belum ada statemen dari tim gizi MBG, namun secara kasat mata, orang tua siswa menilai porsi yang diberikan belum seimbang jika dibandingkan dengan standar gizi seimbang anak SD.

BACA JUGA : Geger di Pantai Nipah KLU: Mahasiswi Asal Mataram Tewas dan Rekannya Kritis Diduga Jadi Korban Begal

“Jika dilihat, komponennya sudah ada semua, tapi porsinya masih jauh dari ideal. Nasi sudah cukup, protein nabati juga ada dari tahu. Tapi protein hewani hanya dua potong kecil, sayur dan buah porsinya sangat minim. Untuk anak usia sekolah yang sedang dalam masa tumbuh kembang, ini belum mencukupi. Kalau porsinya ditingkatkan, program ini bisa benar-benar memenuhi kebutuhan gizi,” jelas seorang wali murid, Selasa (26/8/2025).

Menurut Isi Piringku, pedoman dari Kementerian Kesehatan RI, setiap kali makan idealnya 50 % piring diisi sayur dan buah, sedangkan 50 % sisanya terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk.

Sementara itu, Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk anak usia sekolah (7–9 tahun) menyebutkan kebutuhan harian sekitar 1.650 kkal energi, 40 g protein, 250 g karbohidrat, dan 23 g serat, serta cairan sekitar 1.650 ml .

Dalam dokumen lain dari SEAMEO RECFON/Kemdikbud, satu piring makan dianjurkan mengandung dua pertiga makanan pokok dan sepertiga lauk pauk .

Secara sederhana, komponen dalam menu tersebut bisa dijabarkan sebagai berikut:

Nasi: sudah memenuhi standar porsi karbohidrat.

Ayam: porsinya terlalu sedikit dibanding kebutuhan protein hewani anak.

Tahu: cukup sebagai tambahan protein nabati.

Sayur wortel dan buncis: ada, tapi jumlahnya sangat terbatas, jauh di bawah standar 50–75 gram per porsi.

Semangka: hanya seiris kecil, padahal standar buah minimal 50–75 gram per anak.

Minum: tidak disediakan, seharusnya ada air putih mendampingi.

BACA JUGA : Di Balik Indahnya Senggigi, 80 Tahun Indonesia Merdeka: Warga Gunung Kame Masih Berjuang untuk Air Bersih dan Jalan Layak

Kepala Sekolah SD Negeri 2 Cakra Negara, Kota Mataram, menegaskan bahwa pihak sekolah sudah menjalankan tugas sesuai prosedur, yakni menerima makanan dari dapur penyedia, mengecek, lalu membagikannya ke siswa.

“Setiap hari makanan datang dicek guru dan staf sesuai jumlahnya. Ada 24 kelas dengan total 800-an porsi. Guru membantu mengantar ke kelas naik-turun tangga. Setelah dibagikan, anak-anak juga mengecek rasa dan baunya sebelum makan. Kalau ada kekurangan, misalnya empat atau lima porsi dari 800 porsi, kami langsung laporkan ke dapur,” jelas Kepala Sekolah.

Ia menambahkan, pihak sekolah bahkan turun langsung meninjau dapur penyedia di Cakra Barat.

“Hari kedua program ini saya turunkan tim untuk melihat proses di dapur SPPG atau dapur sehat Cakra Barat. Kami ingin program ini berjalan baik dan anak-anak puas. Kalau ada anak yang tidak suka menu tertentu, biasanya kami ganti dengan menu lain,” imbuhnya.

Meski begitu, Kepala Sekolah mengakui ada sejumlah kelemahan dalam pelaksanaan.

“Memang porsinya belum maksimal. Susu juga tidak ada. Kami tidak tahu seharusnya ada atau tidak, karena tidak ada sosialisasi standar porsi gizi kepada kami. Sekolah hanya menerima dan melayani. Masukan dari orang tua sudah kami sampaikan ke pihak penyedia agar ada perbaikan,” katanya.

BACA JUGA : Lewat Program MBG, BGN RI Ajak Media Jadi Mitra Pemenuhan Gizi Anak Bangsa

Diketahui, dapur penyedia makanan yang melayani SDN 2 Cakra Negara juga harus menyalurkan makanan untuk 3.500 hingga 4.000 siswa di berbagai sekolah lain di wilayah Cakra Barat. (LANJUT DI HALAMAN BERIKUT)

Exit mobile version