Lombok Utara ,SIARPOST _ Indonesia masih berada di lingkar merah kerawanan bencana. Dari gempa bumi hingga banjir dan longsor, ancaman bencana seakan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Di tengah kondisi tersebut, peran media dan masyarakat tidak lagi sebatas pendukung, melainkan menjelma sebagai garda terdepan dalam upaya pengurangan risiko bencana.
Di era digital, arus informasi bergerak sangat cepat. Media massa—baik cetak, elektronik, maupun platform digital—memiliki posisi strategis dalam membentuk cara pandang dan kesiapsiagaan publik terhadap bencana. Informasi yang tepat waktu dan akurat mampu mengubah kepanikan menjadi kesiapan.
Media tidak hanya hadir saat bencana terjadi, tetapi juga memiliki peran penting sebelum bencana datang. Edukasi berkelanjutan mengenai mitigasi, pemetaan wilayah rawan, hingga simulasi evakuasi menjadi bagian dari upaya membangun kesadaran kolektif.
Melalui narasi yang mudah dipahami, media dapat menjembatani pengetahuan kebencanaan dengan realitas sehari-hari masyarakat.
Namun, tantangan besar muncul bersamaan dengan kemajuan teknologi informasi. Maraknya hoaks kebencanaan di media sosial kerap menimbulkan kepanikan dan disinformasi. Di sinilah peran masyarakat menjadi sangat krusial.
Masyarakat dituntut tidak hanya sebagai penerima informasi, tetapi juga sebagai penyaring dan penyebar informasi yang bertanggung jawab.
Kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci utama pengurangan risiko bencana. Mulai dari mengenali potensi bencana di lingkungan sekitar, menjaga kelestarian alam, hingga membangun solidaritas sosial saat terjadi bencana.
Kesadaran kolektif ini terbukti mampu mempercepat proses evakuasi dan pemulihan pascabencana.
Sinergi antara media dan masyarakat pun semakin menemukan momentumnya. Masyarakat di lapangan sering menjadi sumber informasi awal, sementara media berperan memverifikasi dan menyebarkan informasi tersebut secara luas. Kolaborasi ini menciptakan sistem kebencanaan yang lebih responsif dan partisipatif.
Pengurangan risiko bencana tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Media dan masyarakat memiliki tanggung jawab bersama untuk membangun budaya sadar bencana.
Dengan komunikasi yang sehat, informasi yang akurat, serta partisipasi aktif warga, Indonesia dapat memperkuat ketangguhan nasional dalam menghadapi berbagai ancaman bencana.(Niss)
