Dana Pelatda PON 2024 Yang Dipertanyakan, Dispora NTB : Sudah Cair Rp15 Miliar

Kadis Pemuda dan Olahraga Provinsi NTB, Drs. Tri Budiprayitno. Foto : Tribun

/Ini Detail sejumlah penggunaan dana PON 2024 KONI

MATARAM, SIARPOST | Dana hibah Pemprov Nusa Tenggara Barat (NTB) yang digelontorkan kepada KONI NTB untuk Pelatda PON Aceh-Sumut 2024 terus dipertanyakan peruntukannya oleh publik.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi NTB, Drs. Tri Budiprayitno saat ditemui di kantornya beberapa hari yang lalu menjelaskan, bahwa untuk PON 2024, KONI NTB mengajukan dana sekitar Rp43 miliar. Namun baru disetujui Rp15 miliar.

“Dana itu baru cair Rp15 miliar pada Senin kemarin. Jadi kami sudah mengurus segala dokumen pengajuan pencairan dan sudah cair,” ujarnya.

BACA JUGA : Pelatih Cabor PON NTB Protes KONI Bayar Gaji Atlet Cuma Satu Bulan, Anggaran Sudah Cair Rp15 Miliar

Namun Budi mengatakan, dana itu tidak langsung digunakan untuk semua keperluan, KONI harus berpikir keras karena mengingat kebutuhan yang sangat tinggi.

Dana Rp15 miliar itu, katanya, cair dua tahap, tahap pertama dicairkan pada sekitar bulan Maret atau April 2024 sebesar Rp8 sekian miliar dan tahap kedua baru beberapa hari cair sekitar Rp6 sekian miliar.

Namun rincian penggunaan dana tersebut tidak bisa dirincikan, karena pihak KONI lah yang mengetahuinya. Tri Budi menegaskan bahwa pihak Dispora NTB tetap melakukan chek and balance terhadap penggunaan dana tersebut.

“Dana ini harus dimaksimalkan, jumlahnya terdengar besar namun kebutuhan juga lebih banyak. Atas penggunaan dana hibah tersebut KONI NTB sudah membuat pernyataan pertanggungjawaban mutlak. Kami juga sudah mengingatkan untuk penggunaannya sesuai dengan SOP dan proposal yang diajukan,” tegasnya.

Apalagi panitia pelaksana memberikan kebijakan agar akomodasi dan kontribusi para atlet, pelatih dan official harus dibayarkan segera di awal. Sehingga beban KONI NTB ini sangat berat untuk mengatur penggunaan dana tersebut dengan maksimal.

BACA JUGA : Konstruksi Bendungan Meninting Diperpanjang Hingga Semester Dua, BWS NT I : Tidak Ada Pembengkakan Anggaran

“Bisa dibayangkan kebutuhan anggaran untuk PON ini sangat besar. Jadi kita berharap semua paham dan sabar, jangan sampai situasinya tidak baik kemudian konsentrasi kita untuk PON terganggu,” ujar nya.

Pemprov NTB saat ini masih berusaha untuk mencari dana sisa Rp25 miliar untuk keberangkatan atlet pelatih dan official yang berjumlah sekitar 500 orang.

Budi mengatakan, Bank NTB Syariah sudah bersedia membantu dengan anggaran Rp5 miliar. Pengusahaan-pengusaha yang ada di NTB juga diharapkan bisa berkontribusi untuk membantu Pemprov mendanai PON 2024.

Di tempat yang sama, Kepala Bidang Olahraga, Anang, mengatakan, anggaran Rp15 miliar tersebut nilainya sangat minim karena kebutuhan KONI yang cukup banyak. Dari gaji atlet dan pelatih, akomodasi dan transportasi hingga dana kontribusi atlet di Aceh dan Sumut harus dibayarkan oleh KONI NTB.

BACA JUGA : Temuan BPK Kelebihan Pembayaran BPJS Kesehatan Ratusan Juta, Kadikes Kota Mataram Akui Data Belum Rekonsiliasi

“Kebutuhan sangat tinggi, Dana Rp15 miliar itu terdengar besar tapi jika dikalkulasikan dengan kebutuhan maka sangat minim sekali. Sehingga KONI NTB harus berpikir keras dalam penggunaan dana yang maksimal,” ujarnya.

Anang kemudian mengungkapkan, sejumlah item yang akan dibayarkan oleh KONI NTB dari Pelatda hingga pelaksanaan PON di Aceh-Sumut nantinya.

Jika dikalkulasikan, biaya makan 250 atlet perhari Rp150 ribu per atlet dikalikan jumlah hari selama Pelatda saja mencapai Rp13,5 miliar. Belum lagi untuk pembelian peralatan latihan 44 cabang olahraga.

KONI juga harus membayar panjar biaya kontribusi atlet pelatih dan official yang berjumlah kurang lebih 500 orang selama di Aceh-Sumut nantinya dengan besaran Rp450 ribu per orang selama 10 hari, dengan total Rp2 miliar lebih.

Kemudian biaya transportasi pesawat pulang pergi 500 orang berkisar di angka Rp 2,5 miliar.

Kemudian biaya gaji atlet dan pelatih juga total menyentuh angka Rp9 miliar.

“Kebutuhan sangat banyak, kostum kontingen juga harus dihitung, belum lagi untuk transportasi selama di Aceh-Sumut nantinya, karena PON 2024 ini berbeda dengan PON Papua. Pada PON Papua akomodasi atlet semua ditanggung oleh panitia,” Katanya.

Sebelumnya, atlet dan pelatih cabang olahraga grade B dan C protes atas gaji mereka yang dinilai berbeda dengan atlet grade A, baik itu jumlahnya dan bukannya. Atlet grade A dibayar dengan gaji lebih besar dan full tiga bulan sementara atlet grade B dibayar lebih sedikit dan cuma satu bulan.

Ketua KONI NTB, Mori Hanafi pun telah memberikan klarifikasi nya bahwa gaji Atlet memang berbeda sesuai dengan grade nya masing-masing. Semua atlet juga diberikan gaji sama-sama dua bulan.

Gaji atlet Grade A sebesar Rp3 juta per bulan sementara gaji atlet grade B dan C sebesar Rp2,5 juta.

Begitu juga dengan pelatih, besaran gaji pelatih grade A sebesar Rp6 juta. Sedangkan pelatih grade B dan C sebesar Rp5 juta.

Pewarta : Dian

Editor : Feryal

Exit mobile version