Gubernur dan Wakil Gubernur NTB saat sertijab di ruang rapat DPRD NTB beberapa waktu lalu. Dok Siarpost
MATARAM, SIAR POST | Aktivis Kemanusiaan NTB asal Sumbawa, Yuni Bourhany meminta Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal agar memberikan perhatian kepada para pasien yang sedang melakukan pengobatan dan perawatan yang saat ini menempati rumah singgah di RSUD Provinsi NTB.
Yuni mengatakan, bahwa kepentingan para pasien yang menempati lokasi eks mes buruh pekerja bangunan itu harus diperhatikan, bukan malah mementingkan sejumlah oknum yang tidak jelas kapasitas nya.
BACA JUGA : Diduga Persulit Warga Buat Sporadik, Kades Labuhan Jambu Sumbawa Akan Dilaporkan
“Gubernur NTB harus melihat kondisi rumah singgah di RSUD Provinsi NTB, apakah itu layak untuk ditempati oleh pasien yang sakit? Jangan hanya mementingkan sejumlah kelompok tetapi mengorbankan kepentingan orang-orang yang sakit,” ujar Yuni dengan nada kecewa.
Yuni menegaskan, orang yang tidak sakit saja jika terus menempati lokasi tersebut bisa sakit apalagi orang yang memang sedang dalam keadaan sakit. Maka kondisi nya akan semakin parah dengan tempat yang tidak representasi.
“Bagaimana pemimpin daerah kita ini memberikan solusi pada persoalan ini. Ini bukan rumah singgah tapi kepentingan orang-orang yang tidak jelas kapasitas nya,” Ujarnya.
Harusnya para pasien yang tinggal di sana, tambah Yuni, bisa direlokasi ke beberapa rumah singgah yang ada di luar RSUP, agar mereka dapat menerima fasilitas dan mobilisasi serta pelayanan kesehatan terbaik, sehingga mereka akan lebih semangat dalam menjalani hari.
“Saat ini, warga yang sakit tersandera oleh kelakuan oknum-oknum yang mementingkan dirinya sendiri. Karena seharusnya pasien mendapatkan layanan standar, tapi dengan kepentingan beberapa pihak, masyarakat menjadi korban,” Ujarnya.
BACA JUGA : BFI Diduga Sewa Dept Collector Preman Tarik Kendaraan Warga, FR Minta Kapolda NTB Tindak Tegas
“Kami meminta Gubernur dan Wakil Gubernur NTB agar memberikan solusi atas kisruh rumah singgah ini, pedulikan pasien yang sakit, bukan malah mementingkan kepentingan para kelompok yang tidak punya kapasitas jelas,” Tegasnya lagi.
Iya juga mengatakan, bahwa sejak awal tidak ada rumah singgah di dalam RSUD Provinsi NTB, tetapi karena kebijakan Dirut saat itu, diberikan lah masyarakat untuk menempati nya sementara. Kemudian saat ini diklaim milik masyarakat NTB.
Sebelumnya, para pasien di rumah singgah tersebut akan direlokasi di tempat yang baru, yang terletak di sebelah selatan. Namun pada saat direlokasi, mendapat perlawanan dari warga bahkan diduga perlawanan dilakukan oleh sejumlah mahasiswa.
Sejumlah pihak mengklaim bahwa rumah singgah yang ada di RSUD Provinsi NTB tersebut adalah milik masyarakat. Padahal secara regulasi tidak ada rumah singgah dalam RSU tersebut.
BACA JUGA : Eks Karyawan Newmont dan Amman Mineral Sudah Bisa Kembali Bekerja di Tambang Batu Hijau
Dalam polemik tersebut, sejumlah pengurus rumah singgah yang ada di Kota Mataram pun berkomitmen dan siap menampung para pasien jika direlokasi. Para pasien akan mendapat tempat tidur, makan, fasilitas dan mobilisasi selama berobat di RSUD Provinsi NTB.
Namun niat baik ini belum mampu menggugah orang-orang yang diduga mempunyai kepentingan di rumah singgah. Sehingga mereka para pasien diketahui tidak mau pindah dengan alasan takut tidak ada jaminan selama pengobatan jika mereka pindah ke rumah singgah lain.
Pewarta : Edo
Redaktur : Feryal