Ribuan Sapi Menumpuk di Pelabuhan Gili Mas, Kadis Nakeswan NTB Buka Suara, Ini Penyebabnya

/Jumlah kuota Penjualan Sapi di NTB Selama Setahun Berkurang, Bima Paling Agresif

Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, Muhammad Riadi saat ditemui di ruangannya, Kamis (24/4/2025). Dok siarpost

Lombok Barat, SIAR POST – Ribuan sapi menumpuk di Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat. Pemandangan tak biasa ini menimbulkan berbagai pertanyaan di kalangan masyarakat, terutama menjelang puncak pengiriman hewan ternak ke luar daerah.

Bahkan penumpukan tronton pengangkut sapi terlihat membludak di pelabuhan Gili Mas beberapa waktu lalu, hingga menimbulkan persoalan. Apa sebenarnya yang terjadi?

 




Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Muhammad Riadi, angkat bicara terkait kondisi tersebut.

Ia menjelaskan bahwa penumpukan sapi terjadi akibat lonjakan volume pengiriman yang tidak sesuai dengan kesepakatan awal antar daerah pengirim.

“Awalnya kita sudah sepakat: 40 truk tronton dari Bima, 15 dari Dompu dan Sumbawa. Tapi kenyataannya, dua hari terakhir, sampai 100 tronton per hari yang masuk. Padahal, kapasitas kapal hanya 55 tronton setiap dua hari. Ini yang menyebabkan pelabuhan menjadi penuh,” ungkap Riadi.

Kuota Menipis, Bima Paling Agresif

NTB menetapkan kuota pengiriman sapi setiap tahun, yang ditentukan berdasarkan populasi dan tingkat kelahiran ternak. Untuk tahun 2025, total kuota ditetapkan sebanyak 49.254 ekor.

Rinciannya antara lain:

Sumbawa: 16.000 ekor

Dompu: 12.000 ekor

Bima: 16.137 ekor

Kota Bima: 2.517 ekor

Kabupaten Sumbawa Barat (KSB): 1.000 ekor

Dari angka tersebut, Kabupaten Bima tercatat sebagai daerah paling agresif dalam pengiriman. Hingga pertengahan April 2025, sebanyak 4.835 ekor sapi telah dikirim dari Bima.

“Sisa kuotanya tinggal 8.093 ekor. Dan itu belum termasuk tambahan 3.000-an ekor yang sudah dijadwalkan bergerak dalam waktu dekat,” tambahnya.

BACA JUGA : Oknum Polisi Diciduk di WC Bersama Wanita, Positif Narkoba : Kapolres Dompu Buka Suara

Riadi menekankan pentingnya disiplin dalam pengaturan jadwal pengiriman. Ia menyoroti kurangnya koordinasi dan ketidakpatuhan terhadap kesepakatan sebagai penyebab utama penumpukan.

“Kita tidak menyalahkan siapa-siapa. Tapi kita harus introspeksi. Tahun 2024 kita bisa atur dengan baik, kapal jalan dua hari sekali, sapi bisa langsung naik, paling nunggu dua atau tiga jam. Sekarang jadi crowded karena pergerakan truk melebihi kapasitas,” ujarnya.



Sebagai solusi, pemerintah akan mengetatkan pemberian rekomendasi pengiriman.

“Tahun lalu kami longgar karena percaya semua akan disiplin. Tahun ini ternyata tidak seperti harapan. Maka kami akan selektif, rekomendasi tidak bisa lagi diberikan setiap hari, akan disesuaikan dengan kondisi lapangan,” jelas Riadi.

Soal Kapal dan Pelabuhan Ternak

Satu hal lain yang menjadi tantangan adalah keterbatasan armada kapal khusus ternak. Saat ini, NTB hanya memiliki satu kapal dengan trayek Bima–Tanjung Priok–Banjarmasin.

“Kalau mau dibawa ke Pelabuhan Lembar, harus ada deviasi rute yang berbiaya. Kami pernah minta tambahan satu kapal, tapi belum dikabulkan. Padahal kapal ini sangat penting untuk kelancaran distribusi,” jelasnya.

BACA JUGA : Dugaan Pesta Narkoba, Oknum Polisi di Dalam WC, PNS Hingga Guru P3K Ditangkap: Publik Tuntut Keterbukaan Polri

Riadi berharap, kejadian penumpukan sapi seperti ini bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak.

“Tanggal 15 April kemarin kita sudah rapat dengan KSOP Lembar, semua sudah disepakati. Tinggal implementasinya yang harus konsisten. Kalau kita semua pegang komitmen, semuanya bisa berjalan lancar.” tambahnya.

Ia menambahkan, langkah jangka panjang seperti optimalisasi pelabuhan ternak, manajemen jadwal pengiriman yang lebih rapi, dan pengawasan ketat terhadap rekomendasi, akan menjadi kunci agar situasi serupa tidak terulang.

“Yang kita inginkan adalah ketertiban. Dengan pengaturan yang tepat, kuota bisa tercapai, ternak aman, dan pelabuhan tidak lagi dipenuhi oleh truk-truk tronton yang mengular,” pungkas Riadi.

Saat ini kondisi pelabuhan Gili Mas sudah landai, bahkan pengiriman sapi dari pulau Sumbawa sudah kembali diatur dengan baik. Saat ini ada sekitar 45 tronton yang sedang mengantri dan itu akan diberangkatkan pada malam hari ini.

Pewarta : Ridho | Redaktur : Feryal. 

Exit mobile version