Skandal DAK SMK NTB Rp39 Miliar: Tiga Inisial Yang Diungkap MAKI Diduga Sama dengan Rekaman Viral Calo Proyek di Lingkar Kekuasaan

Gedung Dikbud NTB. Dok Istimewa

Mataram, SIARPOST – Aroma busuk dugaan permainan proyek di NTB makin tajam tercium. Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) NTB baru saja merilis temuan mengejutkan: ada tiga orang berinisial U, F, dan M yang diduga kuat mengatur proyek miliaran rupiah Dana Alokasi Khusus (DAK) SMK tahun 2025.

Publik langsung teringat pada rekaman percakapan yang viral beberapa bulan lalu yang dimuat investigasi Bima. Dalam rekaman itu, suara diduga berasal dari Farid Tolomundu orang lingkaran kekuasaan yang sedang berbicara proyek. Ironisnya, inisial yang disebut MAKI kini sinkron dengan nama-nama dalam rekaman tersebut.

BACA JUGA : MAKI NTB Beberkan Tiga Oknum di Balik Dugaan Gratifikasi DAK Rp 39 Miliar: “Orang Dekat Kekuasaan”

Isi rekaman yang sempat geger itu menyinggung bagaimana proyek dibagi-bagi, siapa yang bisa menelpon, hingga strategi mengunci pihak tertentu agar tidak ikut campur. Nama “Dae” disebut-sebut sebagai rujukan utama. Bahkan, muncul kalimat tajam:

“Selesai sih barang ini, asal jangan Imam ikut campur lah ya. Asal mbak Intan bisa kunci Imam (Adik Bungsu Gubernur NTB), bisa tenang barang ini,” suara dalam rekaman yang diduga suara Farid Tolomundu.

Pernyataan itu makin memperkuat dugaan bahwa percakapan tersebut bukan obrolan biasa, melainkan intrik politik dan bisnis di balik pengadaan proyek.



Dari hasil penelusuran sejumlah media investigasi, tiga nama yang diduga kerap dikaitkan dengan inisial dalam rekaman dan temuan MAKI adalah:

Farid Tolomundu (F), Sekretaris Partai Gelora NTB, yang sejak lama aktif berinteraksi dengan Pemprov dan dikenal dekat dengan lingkaran kampanye Gubernur-Wakil Gubernur NTB Iqbal–Dinda.

Khairudin Juraid alias Udin (U), politisi sekaligus kontraktor, yang kini disebut-sebut digadang menjadi Sekretaris DPD Partai Gerindra NTB.

Imam Haramain (M), adik bungsu Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal, yang namanya kerap muncul dalam pusaran proyek dan lobi-lobi dinas.

BACA JUGA : Ulat Ditemukan di Makanan Program MBG di SMPN 1 Empang, Orang Tua Murid Khawatir

Sementara itu, nama Intan Fitriani, seorang kontraktor yang kerap keluar-masuk Pemprov NTB, juga muncul dalam rekaman. Ia disebut-sebut sebagai penghubung proyek pertanian, peternakan, kelautan, hingga kesehatan.

Namun rekaman tersebut diketahui dibantah oleh Farid Tolomundu dan terdengar sudah dilaporkan ke Polda NTB atas dugaan pencemaran nama baik.

Ketua MAKI NTB, Heru, menegaskan pihaknya memiliki bukti kuat terkait praktik gratifikasi. Ia menyebut ketiga orang tersebut bahkan sempat ke luar daerah untuk melobi pabrikan dan supplier.

“Sejak program disosialisasikan, tiga orang ini sudah bergerak. Mereka yang mengatur siapa dapat proyek, mereka juga yang diduga mengatur cashback 30 persen. Dananya sudah cair, sekitar 80 persen,” tegas Heru, Senin (15/9/2025) saat menggelar konferensi pers di Lombok Barat.



Bahkan, menurut Heru, pihak pabrikan datang langsung ke Mataram dan menyerahkan uang tunai di salah satu hotel. Nominal yang mengalir ditaksir mencapai Rp 11,7 miliar.

Namun, ketika ditanya apakah tiga orang tersebut merupakan tim sukses atau keluarga dekat Gubernur NTB, Heru memilih berhati-hati dan tidak memberikan komentar.

“Saya belum bisa sebutkan. Semuanya akan kami buka setelah laporan resmi dilayangkan ke Kejati NTB. Kami tidak ingin bicara setengah-setengah,” katanya dalam konferensi pers.

Pernyataan itu justru menimbulkan tanda tanya lebih besar di kalangan publik, sebab inisial yang beredar memang identik dengan figur yang tak asing di lingkaran kekuasaan NTB.

BACA JUGA : Harga LPG 3 Kg di Empang Hingga Rp35 Ribu, Warga Minta Pangkalan Ditindak

Jejak Pertemuan Aneh di Dikbud NTB

Tak hanya itu, informasi yang diperoleh SIARPOST menyebutkan bahwa pada awal Juli 2025 lalu, salah satu dari tiga oknum yang diduga identik dengan inisial yang diungkap MAKI NTB, pernah terlihat mendatangi ruang kerja Kadis Dikbud NTB saat itu, H. Abdul Azis, bersama seseorang.

Pertemuan itu memunculkan spekulasi, apakah ada kaitan dengan proyek besar yang kini jadi sorotan publik.

Exit mobile version