Kota Bima, SIARPOST – Julukan “Kota Tepian Air” kini terasa menyakitkan bagi warga Bima. Pemandangan tumpukan sampah di kawasan Pasar Amahami dan sekitar Masjid Apung mencoreng wajah kota yang seharusnya indah dan bersih.
Sampah menumpuk di drainase, berserakan di jalanan, bahkan di bawah area masjid yang menjadi ikon wisata religi Kota Bima.
Reporter Siarpost, Edo MH, yang melaporkan langsung dari lokasi, Rabu (22/10/2025), menunjukkan kondisi memprihatinkan gerbang masuk Kota Bima di sekitar Pasar Amahami. Sampah menumpuk dan berbau tak sedap, menimbulkan kesan kumuh dan jauh dari citra kota modern.
BACA JUGA : Skandal PKBM Fiktif di Bima: Kejari Terbitkan Surat Investigasi, Publik Tunggu Tersangka
“Tanggapan saya, karena pedagang sering buang di drainase, dan orang jualan sekitar sini juga buang di sini. Dinas Lingkungan Hidup belum pernah turun ke sini,” ungkap Ramli, ASN yang bertugas sebagai Koordinator Lapangan di Pasar Amahami.
Ramli mengaku setiap hari membersihkan drainase pasar meski itu bukan tugas utamanya.
“Saya bersihkan karena risih saja melihat kotor. Tapi sampai sekarang belum ada penanganan dari dinas,” tambahnya.
Kondisi serupa juga terlihat di sekitar Masjid Apung Kota Bima, tempat wisata religi yang sering dikunjungi warga dan wisatawan. Di bawah masjid, sampah plastik dan limbah rumah tangga menumpuk, bahkan mengapung di air laut yang seharusnya menjadi daya tarik keindahan.
“Saya kurang nyaman dengan sampah-sampah ini. Apalagi ini kan kota, harusnya dibersihkan. Kita yang datang ke sini merasa gak enak,” ujar Ibu Rukayah, pengunjung asal Bima.
Warga menilai Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Pemerintah Kota Bima seakan menutup mata terhadap persoalan klasik ini. Padahal lokasi yang tercemar itu adalah pintu gerbang masuk kota yang semestinya mencerminkan wajah Bima sebagai kota bersih dan tertib.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak DLH dan Wali Kota Bima belum memberikan klarifikasi terkait kondisi tumpukan sampah di Pasar Amahami dan sekitar Masjid Apung tersebut.
BACA JUGA : Heboh! 44 PKBM di Dompu Diduga Fiktif, Kadis Dikpora: “Lembaganya Ada, Tapi Perlu Pembuktian Lapangan”
Warga berharap pemerintah tidak hanya beretorika tentang kebersihan, tetapi benar-benar turun ke lapangan melihat kenyataan pahit “Kota Tepian Air” yang kini berubah menjadi “Kota Lautan Sampah.”
Pewarta : Edo | Editor : Feryal