Sumbawa Barat, SIAR POST – Serpihan batu bara yang tercecer di Sumbawa jalur pengangkutan dari Benete menuju PLTU Kertasari diduga memakan korban.
Seorang warga asal Kelurahan Arab Kenangan, Kecamatan Taliwang, bernama Gufran, mengalami kecelakaan tunggal di sekitar Pola Mata, Kecamatan Jereweh, pada September 2025 lalu.
Peristiwa itu terjadi saat Gufran hendak berangkat kerja ke Kecamatan Maluk sekitar pukul 04.00 Wita. Ia tiba-tiba kehilangan kendali motor karena jalan yang dipenuhi serpihan batu bara licin, diduga berasal dari truk pengangkut batu bara milik perusahaan pemasok PLTU Kertasari.
BACA JUGA : Pemkab Sumbawa Barat Gratiskan Biaya Pemulangan Jenazah, Wujudkan Layanan Kesehatan Pro Rakyat
Akibat kecelakaan itu, bahu Gufran patah parah. Awalnya ia tidak menyadari kondisi tulangnya, namun setelah menjalani rontgen di RSUD Asy-Syifa Taliwang, hasil pemeriksaan menunjukkan tulang bahu patah total.
“Saya tidak tahu kalau tulang saya patah waktu itu. Setelah ronsen, baru dokter bilang patahnya full. Jalanan licin karena banyak batu bara tercecer,” ungkap Gufran yang disampaikan oleh Salah satu aktivis KSB, yang akrab disapa Becko, Selasa (28/10/2025).
Usai kecelakaan, Gufran mendapat bantuan Rp1 juta dari Baznas melalui koordinasi Dinas Sosial setempat. Namun kini ia tak bisa lagi bekerja dan harus menanggung biaya pengobatan serta kebutuhan keluarga sehari-hari.
Merasa Gufron tidak mendapat keadilan, aktivis sosial Becko mencoba menemui pihak PLTU Kertasari untuk meminta penjelasan dan tanggung jawab moral atas peristiwa yang dialami Gufron. Namun upaya itu menemui jalan buntu.
“Kami sudah datang baik-baik ke PLTU untuk minta audiensi, tapi pihak manajemen selalu menghindar. Kami hanya diterima oleh security. Padahal kami ingin bicara baik-baik,” kata Becko kecewa.
Menurut Becko, pihak PLTU seharusnya tidak lepas tangan, sebab jalur yang dipenuhi serpihan batu bara jelas berkaitan dengan aktivitas distribusi menuju pembangkit.
“Setidaknya ada tanggung jawab sosial. Korban ini patah bahu dan kehilangan mata pencaharian. Jangan diam saja,” ujarnya tegas.
BACA JUGA : Konsumen Resmi Cabut Laporan Dugaan Penipuan oleh Developer di Lombok Barat, Kini Berujung Damai
Sebelumnya, Ketua Aliansi For Justice Save KSB, Abbas Kurniawan, juga menyoroti masalah batu bara tercecer di jalan yang dinilai membahayakan pengguna jalan dan mencemari lingkungan.
Ia mengkritik lemahnya pengawasan terhadap aktivitas pengangkutan dari Benete ke PLTU Kertasari.
“Ceceran batu bara di jalan itu bukan sekadar gangguan kenyamanan, tapi ancaman keselamatan. Jangan tunggu ada korban baru bertindak,” tegas Abbas.
Abbas meminta pemerintah daerah melalui Dinas Perhubungan (Dishub) KSB dan aparat kepolisian menegakkan aturan Over Dimension Over Load (ODOL) serta memastikan setiap truk batu bara tertutup rapat dan tidak melebihi kapasitas.
Menanggapi hal itu, Kadis Perhubungan KSB, Muhammad Suharno, menyatakan pihaknya telah melakukan pemantauan dan koordinasi dengan kepolisian.
