Serunya Balap Ojek Gabah di Desa Kakiang Sumbawa: Tradisi Sawah yang Jadi Hiburan Rakyat Penuh Adrenalin

SUMBAWA, SIARPOST — Suara mesin motor meraung memecah keheningan pagi di tengah hamparan sawah Desa Kakiang, Kecamatan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa. Bukan ajang balap profesional, tapi inilah “Balap Ojek Gabah”, tradisi rakyat yang kini menjadi tontonan seru dan khas setiap musim tanam atau usai panen tiba.

Beberapa hari lalu, ratusan warga tumpah ruah di area persawahan yang disulap menjadi sirkuit alami penuh lumpur dan jumping tanah. Bedanya, para pembalap bukan hanya mengandalkan kecepatan dan keterampilan mengendalikan motor cross, tetapi juga membawa karung gabah di bagian depan motor mereka. Beban itulah yang menjadi tantangan sekaligus daya tarik tersendiri bagi penonton.

BACA JUGA : Harga LPG 3 Kg di Empang Hingga Rp35 Ribu, Warga Minta Pangkalan Ditindak

Sirkuit buatan warga Kakiang ini memang unik. Dibentuk mengikuti kontur sawah yang bergelombang, jalurnya dibiarkan alami dan penuh lumpur, hanya diberi sedikit sentuhan untuk menciptakan efek jumping kecil. Lumpur yang menciprati penonton justru menambah keseruan, membuat suasana terasa hidup dan akrab.

“Balap ojek gabah ini sudah jadi tradisi warga di sini. Biasanya dilakukan setelah panen sebagai ungkapan syukur, tapi sekarang malah sering digelar karena banyak yang suka,” ujar salah seorang warga Kakiang, Ari, saat diwawancarai, Kamis (30/10/2025).

Awalnya, ojek gabah hanyalah kegiatan sehari-hari petani yang membawa hasil panen menggunakan motor. Namun belakangan, ide sederhana itu berubah menjadi ajang balap rakyat yang penuh semangat dan kreativitas. Para peserta memodifikasi motor trail mereka, menyesuaikan ban dan bodi agar tahan lumpur, lalu menantang sesama petani di lintasan alami sawah.

“Kalau dulu cuma buat angkut gabah, sekarang jadi ajang hiburan. Anak muda sampai orang tua ikut nonton,” kata warga lainnya, Leni.

Balap ojek gabah di Kakiang kini tak hanya dinanti warga sekitar, tapi juga menarik perhatian masyarakat dari desa tetangga. Mereka datang beramai-ramai membawa anak dan keluarga untuk menyaksikan keseruan balapan. Tak jarang juga pedagang lokal ikut membuka lapak di sekitar sawah, menjual minuman dingin, bakso, dan makanan ringan.

“Seru sekali lihatnya, apalagi pas motor melompat sambil bawa karung gabah. Kadang jatuh, tapi mereka tetap ketawa,” ujar Roni, salah satu penonton yang datang dari Sumbawa.

Exit mobile version