Sumbawa, Siarpost – Sebuah kapal pengangkut beras milik Bulog bernama KLM Lintas Samudra II dilaporkan tenggelam di Pelabuhan Bongkar Muat Barang Desa Labuhan Badas, Kecamatan Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa, pada Kamis (6/11/2025) sekitar pukul 04.30 Wita.
Kapal tersebut diketahui membawa muatan beras Bulog sebanyak 750 ton yang rencananya akan dikirim ke Pelabuhan Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Informasi yang diperoleh dari warga setempat menyebutkan, kapal berbendera Indonesia dengan gross tonnage (GT) 497 itu dipimpin oleh Nakhoda Arsyad (45), warga asal Bima, dan diawaki oleh tujuh orang kru kapal.
Menurut kronologi yang dihimpun, kapal mulai memuat beras Bulog pada pukul 14.00 Wita setelah sebelumnya menurunkan muatan pupuk sekitar pukul 10.00 Wita. Setelah seluruh muatan selesai dimasukkan ke dalam palka, nakhoda sempat mengurus izin berlayar sekitar pukul 17.00 Wita.
Namun, menjelang dini hari, sekitar pukul 03.30 Wita, salah satu awak kapal yang tengah beristirahat merasakan kapal miring dan mendengar suara gemercik air dari lambung kapal. Awalnya dikira hanya goyangan biasa, namun tidak lama kemudian bagian buritan kapal mulai terendam air.
Puncaknya terjadi pada pukul 04.30 Wita, di mana KLM Lintas Samudra II karam di ujung Dermaga 4 Pelabuhan Badas. Beruntung, tidak ada laporan korban jiwa dalam insiden ini.
Pihak Syahbandar Pelabuhan Badas segera menghubungi Bulog Sumbawa pada pukul 08.20 Wita untuk melaporkan kejadian tersebut. Hingga kini, petugas bersama pihak terkait masih melakukan penyelidikan dan upaya evakuasi muatan beras yang tenggelam.
Sejumlah warga yang berada di sekitar pelabuhan mengaku melihat bagian atas kapal masih tampak mengapung di permukaan air. “Air mulai masuk dari bagian belakang kapal, pelan-pelan tenggelam sampai akhirnya miring total,” ujar salah satu warga yang berada di lokasi.
Belum ada keterangan resmi mengenai penyebab pasti karamnya kapal. Dugaan sementara, air masuk akibat kebocoran di bagian buritan atau kelebihan muatan.
Peristiwa ini menjadi perhatian publik, mengingat muatan kapal berupa beras Bulog mencapai 750 ton, yang seharusnya dikirim untuk kebutuhan pangan masyarakat di wilayah NTT.
Pihak Bulog dan Syahbandar Sumbawa diharapkan segera memberikan keterangan resmi dan langkah penanganan terhadap insiden tersebut.
Redaksi | SIAR POST
