Lombok Utara, SIARPOST— Konferensi pers akhir tahun yang digelar Bupati Lombok Utara, Najmul Akhyar, Kamis 18/12/2025 ,bukan sekadar laporan capaian, melainkan penegasan arah kerja yang ingin dibumikan.
Fokusnya jelas: Indeks Pembangunan Manusia (IPM), penurunan kemiskinan, dan penguatan layanan dasar harus bergerak bersamaan, bukan berjalan sendiri-sendiri.
Najmul menegaskan IPM tetap menjadi kompas utama pembangunan, sejalan dengan visi besar NTB Gemilang. Pendidikan, kesehatan, dan daya beli masyarakat menjadi tiga sektor kunci yang dikerjakan secara simultan, dengan prioritas disesuaikan pada kondisi riil daerah. Meski NTB tergolong provinsi muda, progres IPM disebutnya konsisten melesat dan menjadi salah satu yang paling progresif di Indonesia Timur.
Pada sisi lain, penurunan angka kemiskinan menunjukkan tren yang menggembirakan. Kinerja ini bahkan berbuah apresiasi dari pemerintah pusat sebagai daerah dengan laju penurunan kemiskinan tertinggi. Najmul optimistis, jika laju penurunan di kisaran 3,5 persen bisa dijaga, dalam dua hingga tiga tahun ke depan angka kemiskinan NTB berpeluang turun ke bawah 10 persen.
Upaya memperkuat layanan masyarakat juga diarahkan ke hulu persoalan. Revitalisasi posyandu menjadi salah satu instrumen penting. Tidak lagi terbatas pada kesehatan ibu dan anak, posyandu diproyeksikan sebagai pusat edukasi, ekonomi keluarga, dan penguatan sosial. “Kita ingin menyelesaikan masalah dari tengah masyarakat, bukan di hilir,” tegasnya.
Di sektor infrastruktur, pemerintah daerah menyiapkan rencana pembangunan ruas jalan lingkar utara dengan nilai investasi yang signifikan. Najmul menekankan, keberhasilan proyek ini sangat bergantung pada kesadaran pajak masyarakat. Menurutnya, pembangunan yang sungguh-sungguh hanya bisa dituntaskan jika partisipasi publik ikut menguat.
Sementara itu, pariwisata didorong agar tak berhenti pada angka kunjungan dan pendapatan. Najmul menggarisbawahi pentingnya pasar pariwisata yang menghidupkan ekonomi lokal, terutama UKM dan pasar rakyat. Event budaya dan aktivitas pariwisata diharapkan menjadi pengungkit perputaran ekonomi di tingkat bawah—membuat pariwisata “membumi”, bukan menjadi menara gading.
Dengan strategi yang menyasar IPM, kemiskinan, layanan dasar, infrastruktur, hingga pariwisata berbasis pasar lokal, Najmul Akhyar menutup paparannya dengan keyakinan: ketika ekonomi masyarakat bergerak sehat, kebutuhan dasar akan lebih mudah terpenuhi, dan kesejahteraan tak lagi menjadi wacana.(Niss)
