Tokoh Literasi NTB, Suaeb Qury Kenang Momen Bersejarah Bertemu Presiden Gus Dur di Istana Negara

Mataram, SIAR POST — Tokoh literasi Nusa Tenggara Barat (NTB) sekaligus penulis beberapa buku Inspiratif, Bang Suaeb Qury, kembali mengunggah sebuah kenangan penting dalam perjalanan hidupnya, pada akhir tahun 2025.

Dalam unggahan tersebut, Suaeb Qury menceritakan kembali momen bersejarah saat dirinya diterima Presiden Republik Indonesia ke-4, KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, di Istana Negara pada 25 Desember 1999.

Saat itu, Qury hadir sebagai Duta Muda NTB bersama sejumlah pemuda lainnya untuk melakukan silaturahmi dengan Presiden. Kehadiran mereka menjadi simbol semangat anak muda daerah dalam ikut serta membangun peradaban literasi, demokrasi, dan kebangsaan pasca-reformasi.

Pertemuan itu dianggap sebagai wujud kepedulian Gus Dur terhadap generasi muda dan dunia literasi, sekaligus pengakuan bahwa kreativitas dan suara anak muda daerah layak mendapat ruang di panggung nasional.

Bang Suaeb Qury dikenal luas sebagai sosok yang aktif dalam gerakan literasi, diskusi pemikiran, serta advokasi sosial.

Melalui tulisan-tulisan dan buku-buku yang ia hasilkan, Qury kerap mengangkat isu kemanusiaan, kebudayaan, dan keislaman yang ramah, selaras dengan nilai yang selama ini diajarkan Gus Dur.

Suara Qury dikenal kritis namun teduh, lugas tetapi tetap menjaga etika ruang publik. Ia sering menyerukan pentingnya literasi sebagai alat pembebasan dan pencerahan bagi masyarakat, terutama generasi muda NTB.

Pertemuan dengan Gus Dur pada 1999 itulah yang semakin meneguhkan pendiriannya untuk terus berada di jalur literasi dan dakwah kebudayaan.

Bagi Qury, Gus Dur bukan sekadar Presiden, tetapi juga guru bangsa yang menjadi teladan dalam toleransi, keberanian berpikir, serta kepedulian terhadap kaum kecil.

Kepergian Gus Dur meninggalkan duka mendalam bagi banyak kalangan. Namun nilai, gagasan, dan keteladanannya tetap hidup di tengah masyarakat, termasuk di hati para pegiat literasi seperti Bang Qury.

Exit mobile version