Mataram, SIARPOST – Siklus air pada saat ini telah jauh berubah dan tidak balance atau stabil. Perubahan siklus ini menyebabkan ketersediaan air permukaan dan air bawah tanah semakin menipis di berbagai daerah di Nusa Tenggara Barat.
Kepala Bidang Sumberdaya Air Dinas PUPR Provinsi NTB, Lalu Kusuma Wijaya, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis, mengatakan perubahan tersebut diakibatkan oleh perilaku dan aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan.
“Semakin lama ketersediaan air akan semakin menipis jika kita manusia tidak dapat mengatur siklus air tersebut,” ujar Lalu Wijaya.
Oleh karena aktivitas manusia seperti membabat hutan, merubah fungsi hutan, merubah fungsi sungai, merubah fungsi danau sebagai penampung air. Semua itu akan berimbas ketersediaan air akan menipis bahkan berakibat pada bencana alam.
“Kita bisa lihat banjir dimana-mana, itu bisa diakibatkan oleh prilaku dan aktivitas manusia, sehingga air hujan yang harusnya meresap ke dalam tanah tetapi malah menjadi banjir dan bencana yang merusak kegidupan,” katanya.
Baca juga : Aliyawati, Korban Pembunuhan Sadis di Poto Tano Ternyata Sedang Mengurus Perceraian Dengan Pelaku
Menurutnya, saat ini siklus air sudah semakin tidak berimbang, saat musim hujan air banyak namun menjadi banjir, dan saat kekeringan air tidak tersedia. Hal ini diakibatkan penyerapan air ke tanah tidak maksimal karena hutan gundul.
Dalam pengelolaan air, ada empat sisi yang harus dilakukan yaitu konservasi bagaimana hutan terjaga, sisi pemanfaatan yaitu BUMN harus memanfaatkan potensi air yang ada untuk kehidupan masyarakat.
Sementara sisi ke tiga yaitu pengendalian daya rusak, seperti membangun bendungan, embung, fasilitas irigasi, dan memperbaiki alur sungai. Sehingga bencana tidak terjadi.
Ia juga mengatakan bahwa dalam menjaga ketersediaan air ini bukan saja tugas dinas PU sebagai leading sektor tetapi tugas kita semua untuk bersama-sama merubah siklus air dengan cara merubah perilaku dan aktivitas.
Saat ini, Bidang Sumberdaya Air Provisi NTB sedang melakukan pelestarian mata air dengan cara mendata potensi mata air yang ada di NTB. Pendataan ulang ini dilakukan pasca terjadinya gempa besar beberapa waktu lalu di Lombok sehingga menyebabkan potensi mata air yang ada berubah bahkan hilang.
Baca juga : Pengebom Ikan di Teluk Saleh Sumbawa Yang Meresahkan Nelayan Akhirnya Diringkus Polisi
“Kami sedang mendata potensi mata air, sehingga dengan data ini nanti pemerintah daerah dapat mengetahui dan sebagai dasar kebijakan dalam pengelolaan amata air tersebut untuk masyarakat,” katanya.
Ia juga berharap kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarang ke sungai, karena jika semakin banyak terjadi maka kualitas air sungai akan semakin rendah.