/LSM Gempur : Pasar Tradisional Empang Tidak Layak, Jauh, Transportasi Mahal dan Langganan Banjir
Sumbawa, SIARPOST.com | sejumlah pedagang di pasar tradisional atau pasar induk Kecamatan Empang Kabupaten Sumbawa mengeluh sepi pelanggan dan kebanyakan yang gulung tikar. Hal itu disebabkan oleh jarak antara pasar tradisional dan pemukiman warga cukup jauh.
Jarak yang jauh, membuat transportasi warga dari desa ke pasar tersebut terbilang sangat mahal. Pedagang pasar induk juga mengeluh karena lokasi pasar tersebut langganan banjir.
LSM Gerakan Pemantauan Kinerja Aparatur Negara (Gempur) saat melakukan kunjungan ke masyarakat dan pedagang di pasar induk Empang, mengatakan bahwa pasar tersebut berada sangat jauh dan tidak layak karena langganan banjir.
Baca Juga : Inilah Rekomendasi Hearing DPRD Sumbawa Terkait Transportasi Angkut Jagung
“Perencanaan pasar ini sepertinya asal-asalan tidak melihat situasi dan dinamika yang terjadi di masyarakat. Ditambah lagi dengan langganan banjir,” ujar salah satu pengurus LSM Gempur, Muhammad Hariadin yang dikenal dengan HCG usai meninjau lokasi, Selasa (2/5/2023).
Sementara itu, Ketua Pedagang Pasar, Sukidah, mengungkapkan, sepinya pasar selain diakibatkan jarak yang jauh dari pemukiman warga dan langganan banjir, juga ada dua pasar di lokasi desa Empang Atas yaitu pasar desa yang terletak di dekat pemukiman.
“Keluhan semua pedagang setelah pindah ke sini yaitu lokasi yang jauh, tidak ada yang mau datang ke sini. Sebagian pedagang ada di pasar desa dan gak mau pindah ke sini,” katanya.
Ia juga mengeluhkan lokasi pasar induk adalah langganan banjir, jika banjir datang air nya hingga sampai lutut, bahkan dirinya secara pribadi yang memperbaiki lokasi parkir sembari mencari-cari aspirasi DPRD.
“Gak ada pasar seperti ini yang ada di dalam dan jauh dari keramaian. Biasanya pasar ada di luar di depan jalan yang ramai,” katanya.
Adanya dua pasar ini membuat warga Empang atas selalu ribut dan melakukan demo. Sehingga solusi yang ditawarkan adalah memindahkan kembali pedagang di pasar induk ke pasar lama yang saat ini sudah dijadikan taman.
“Di sini banyak yang gulung tikar, kalau modal nya sedikit ya gulung tikar dah, lokasi eks pasar lama saat ini yang dijadikan taman juga tidak berfungsi,” katanya.
Baca Juga : Terkait Temuan BPK, PDAM Giri Menang Telah Kembalikan Ratusan Juta Ke Kas Perusahaan
Sementara itu, pedagang pasar desa yang berada dekat dengan pemukiman sangat membantu warga di lima desa di Kecamatan Empang, karena aksesnya cukup dekat dan warga dapat menempuhnya dengan jalan kaki.
Walaupun tidak diizinkan oleh pemerintah, tapi pasar desa tersebut sangat membantu warga di lima desa tersebut dalam mendapatkan bahan pokok. Berbeda dengan pasar induk yang jaraknya jauh.
“Kalau di pasar desa ini kan cuma butuh jalan kaki saja. Uang Rp10 ribu bisa kog beli ikan dan sayur tapi kalau di pasar induk bawa uang Rp50 ribu aja gak cukup kayaknya,” ujar salah satu tokoh masyarakat Empang atas, M Yusuf.
Ia ingin pemerintah meninjau kembali akses ke pasar tradisional terutama di sisi transportasi yang mahal, karena rata-rata warga desa Empang adalah mayoritas sebagai petani.
Pedagang di Desa Empang atas sudah 11 tahun menempati pasar induk namun banyak yang mengeluh sepi dan pemasukan minim, sementara para pedagang kebanyakan mengambil pinjaman Koperasi untuk modal.
Masyarakat setempat juga telah mendatangi anggota DPRD Sumbawa untuk mencari solusi terbaik dari keluhan masyarakat, namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari pertemuan dan keluhan tersebut.