Tingkatkan Pengetahuan Dokter Spesialis THTBKL, RSUD Provinsi NTB dan Perhati-KL Gelar Seminar

 

Mataram, SIARPOST.com | Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi di bidang kesehatan memberikan dampak sangat penting untuk mendeteksi dini dan diagnostik suatu penyakit sehingga memberikan harapan ke arah pengobatan dan tata laksana yang lebih baik.

Untuk meningkatkan pengetahuan para dokter spesialis THTBKL, dokter spesialis lainnya, dokter umum dan mahasiswa dalam bidang THTBKL, RSUD Provinsi NTB bekerjasama dengan Perhati-KL NTB menyelenggarakan seminar simposium ilmiah yang berisi ilmu pengetahuan terkini mengenai informasi diagnostik terbaru terkait UNHS, Fees and Stroboscopt di Aula Prof. Dr. dr. Soewignyo RSUD Provinsi NTB dan Zoom meeting, Minggu (27/8/2023).

Diharapkan dengan adanya acara ini, tidak hanya dokter spesialis THTBKL namun TS dari bagian terkait seperti anak, obsgyn, neurologi, penyakit dalam, rehab medik dan juga dokter umum lainnya baik yang ada di RSUD Provinsi NTB maupun dokter umum di RS lain dan Fasilitas Kesehatan di seluruh NTB.

Baca juga : RSUD Provinsi NTB Ramaikan FunWalk Right To Know Day, Rakornas Komisi Informasi se-Indonesia

Peserta seminar tersebut akan mendapat informasi lebih lengkap mengenai UNHS, Fees dan Stroboscopy ini, sehingga dapat menjadi bekal yang lebih baik.

“Sebagai sarana untuk menambah pengalaman di bidang THTBKL serta memberikan pengetahuan yang komprehensif mengenai standar diagnostik pelayanan terbaru di THTBKL,” ujar Kasubbag Humas RSUD Provinsi NTB, Solikin saat dimintai keterangan, Minggu (27/8/2023).

Acara tersebut dikemas dengan topik-topik up to date serta pembicara-pembicara yang ahli dalam bidangnya, yang akan menginformasikan perkembangan teori dan praktik terkini dan memberikan pemahaman yang aktual.

Kasus-kasus penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok saat ini insidensinya masih tinggi dan terus bertambah. Keluhan klinis dan komplikasi yang ditimbulkan dapat menurunkan kualitas hidup pasien.

Oleh karena itu diperlukan suatu inovasi yang berkesinambungan terutama untuk memberikan informasi terbaru terkait Current Diagnostic in ENT.

Demikian sejumlah program dan terobosan untuk sejumlah penyakit THT :

1. UNHS (Universal Newborn Hearing Screening)
Pendengaran normal adalah modal penting bagi setiap manusia termasuk bayi atau anak agar dapat berbicara dan berkomunikasi dengan lingkungannya. Untuk mengetahui gangguan pendengaran secara dini pada bayi dan anak-anak maka dilakukan skrining pendengaran, yang diprioritaskan untuk bayi dan anak yang berisiko mengalami gangguan pendengaran.

Untuk itu Joint Committee on Infant Hearing (2000) kemudian membuat program Universal Newborn Hearing Screening (UNHS) yang bertujuan mendeteksi dini gangguan pendengaran pada semua bayi baru lahir.

Baca juga : Penanganan Sampah di Lombok Barat Belum Maksimal, Apakah Solusinya Terapkan Sanksi ?

Joint Committee on Infant Hearing (tahun 2000) melalui program Newborn Hearing Screening (NHS) telah menetapkan OAE dan BERA sebagai pemeriksaan wajib untuk skrining pendengaran pada bayi.

Demi mendukung program tersebut, KSM THT berharap kedua pemeriksaan tersebut sebagai bagian dari layanan yang diberikan bagi setiap bayi yang baru lahir di RSUD Provinsi NTB sebagai rumah sakit pendidikan tipe A dan dapat mengikuti standar internasional.

2. FEES (Fiberoptic Endoscopic Evaluation of Swallowing)
Pemeriksaan diagnostik lainnnya yang tidak kalah penting adalah Fiberoptic Endoscopic Evaluation of Swallowing (FEES), yaitu suatu pemeriksaan menggunakan endoskopi untuk menilai proses menelan dengan menggunakan berbagai konsistensi makanan mulai dari yang encer sampai yang padat.

Pemeriksaan yang relatif cepat dan aman ini dilakukan pada keadaan pasien sadar penuh dengan menggunakan pembiusan lokal.

Saat pemeriksaan, alat endoskopi yang dilengkapi dengan kamera dan cahaya akan dimasukkan secara lembut dan perlahan melalui hidung pasien, dan dapat dinilai keadaan tenggorokan saat menelan.

FEES dalam menilai masalah dan kelainan saat proses makanan baik cair maupun padat melewati tenggorokan, atau disebut disfagia. Pasien perlu dilakukan pemeriksaan FEES apabila ada keluhan rasa mengganjal di tenggorokan, nyeri hebat saat menelan, tersedak saat menelan, atau pada keadaan resiko terjadi disfagia seperti laringomalasia, penderita kanker kepala dan leher, cedera kepala, stroke, penyakit Parkinson atau kelainan saraf lainnya.

Baca juga : Kantor Camat Akan Dibongkar Untuk Pembangunan Stadion Standar FIFA di NTB,  Persiapan PON Dengan Anggaran Rp2 T

Dengan adanya FEES sebagai alat diagnostik di RSUD Provinsi NTB ini, KSM THT berharap dapat bekerjasama dengan KSM lain seperti anak, neurologi, penyakit dalam, rehab medik dan KSM lain yang menangani pasien-pasien dengan disfagia sehingga tatalaksana terhadap pasien bisa dilakukan secara komprehensif.

3. STROBOSCOPY,
Stroboskopi laring merupakan salah satu modalitas yang dapat mengevaluasi karakteristik getaran pita suara yang mempengaruhi proses pembentukan suara (fonasi) pada suatu saat tertentu (real time visual examination of vocal fold).

Abnormalitas getaran pita suara berpengaruh secara langsung terhadap kualitas suara yang dihasilkan sehingga terdengar perubahan suara (disfonia). Disfonia dapat disebabkan oleh adanya kelainan pada sistem neurologis, mukosa dan perubahan struktur anatomi organ fonasi, oleh karena itu kemampuan untuk merekam dengan baik getaran / osilasi pita suara merupakan salah satu aspek yang sangat diperlukan untuk dapat menatalaksana secara komprehensif kelainan bersuara bagi para klinisi.

Apalagi Stroboscopy yang dimiliki oleh RSUD Provinsi NTB ini merupakan stroboscopy yang tercanggih di Indonesia, pertama di Indonesia Timur dan kedua setelah RSCM.

4. DISE (Drug Induced Sleep Endoscopy).
Gangguan napas saat tidur atau sleep disorder breathing (SDB) adalah suatu spektrum yang terdiri dari mendengkur, upper airway resistance syndrome (UARS), obstructive sleep apnea hypopnea syndrome (OSAHS), dan obstructive sleep apnea (OSA).

Obstructive sleep apnea (OSA) ialah penyakit kronis yang terjadi akibat episode intermiten sumbatan jalan napas komplit atau sebagian saat tidur.

OSA dapat menimbulkan komplikasi seperti hipertensi, diabetes melitus, stroke dan excessive daytime sleepiness yang dapat berakibat fatal. OSA merupakan bagian dari gangguan napas saat tidur.

Pemeriksaan DISE merupakan pemeriksaan dengan nilai diagnostik yang tinggi dalam menentukan lokasi sumbatan, sehingga dapat meningkatkan angka keberhasilan penatalaksanaan SDB.

Pada pemeriksaan DISE, digunakan propofol atau midazolam secara intravena untuk menstimulasi keadaan sumbatan pada saat tidur, dilanjutkan dengan pemeriksaan nasofaringolaringoskopi.

Peserta kegiatan adalah
– Dokter Subspesialis THTBKL
– Dokter Spesialis THTBKL
– Dokter Spesialis Anak, ObsGyn, Neuro, Penyakit Dalam, Rehab Medik
– Trainee
– PPDS-1
– Dokter Umum seluruh RS di NTB
– Mahasiswa Kedokteran

Exit mobile version