Simpang tiga memutar telu di Pototano Sumbawa Barat. Dok. Feryal
/Tanah SERAN Yang Terbuang
MATARAM, SIARPOST | sudah 20 tahun Pemilukada berlangsung, dua Rezim sudah berganti. Kini Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) memasuki Periode ke 25 tahun. Namun masyarakat KSB khusus nya di Kecamatan Seteluk dan Pototano seakan terabaikan.
Masyarakat Seteluk dan Pototano seolah tidak mempunyai masa depan. Karena dunia usaha serta angkatan kerja atau petani dan nelayan lokal di dua kecamatan itu sama sekali tak tersentuh kuota angkatan kerja yang sesuai.
Ungkapan itu ditulis oleh seorang tokoh pemuda KSB, Andy Saputra di dalam akun media sosialnya dengan judul TANAH SERAN YANG TERBUANG. Andy menyinggung pemerintah sebelumnya yang tidak berhasil memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat lokal.
Padahal KSB adalah sarang emas dan tembaga terbesar di Indonesia. Namun tidak memberikan dampak signifikan kepada masyarakat.
Andy mengatakan, saat nya masyarakat KSB memilih pemimpin yang bisa memberikan kesejahteraan kepada masyarakat. “Salah memilih calon Bupati dan Wakil Bupati, maka kita setidaknya menunggu 30 tahun meratapi nasib,” Tulis Andy.
Andy menganggap bahwa pemerintah KSB yang lalu, sudah cukup jadi pelajaran bagi warga masyarakat, khususnya masyarakat Seteluk dan Pototano. “Kecamatan Lawang Desa ini seakan tidak memiliki masa depan,” Kata Andy.
Jangankan angkatan kerja, Gapura selamat datang di pintu masuk KSB saja tidak dibangun sama sekali. “Mana pengakuan KSB terhadap Seteluk dan Pototano,” tulis Andy lagi.
Andy mengatakan, saat nya mencari pemimpin yang punya komitmen politik, membagi kewenangan yang jelas dengan masyarakat Seteluk Pototano yang tercinta.
BACA JUGA : Datangi Kejati NTB, Aliansi NGO Minta Usut Oknum Kejari Loteng Yang Terima Suap Kasus Markup RSUD Praya
Apalagi, saat ini Presiden Jokowi telah meresmikan Smelter PT AMNT, maka praktis smelter akan disiapkan untuk segera produksi. Ada sekitar 1.500 tenaga kerja yang akan diserap dalam menunjang operasional Smelter tersebut.
Investasi Smelter tersebut mencapai Rp21 Triliun, dengan kapasitas 900 ribu ton konsentrat untuk diolah menjadi bahan jadi, seperti tembaga, emas dan uranium.
Angkatan kerja dan dunia usaha di KSB tentu harus melihat peluang besar bagi kelangsungan hidup mereka di masa akan datang.
Pusat telah membangun Bendungan raksasa di Kecamatan Brang Rea dan Brang Ene. Yakni Bintang Bano dan Tiu Suntuk. Akan kah, kita menunggu 30 tahun lagi untuk berharap 50 persen kuota angkatan kerja lokal asal Seteluk Poto Tano??.
Akankah kita harus menunggu 30 tahun lagi, hanya untuk melihat GAPURA perbatasan kita di bangun, stadion sepak bola International, centra dan investasi penggemukan sapi dan peternakan berskala international untuk memasok Daging, Ayam dan Telur ke Tambang Amman Mineral dan Jakarta?.
BACA JUGA : Mantan Kades Gili Indah Bongkar Kebohongan Iqbal, Sebut Tak Pernah Lihat Iqbal Evakuasi Korban Gempa Lombok
“Kehormatan kita ditentukan oleh kita sendiri tau tanah Seteluk Tano. Maka, simbol putra lokal dan pemimpin yang menghargai putra Seran wajib kita perjuangkan. Kita bersatu padu menjaga kehormatan kita. Kalau bukan kita warga Seteluk Tano lalu siapa lagi?,” Tegas Andy.
Kita Tau Tanah SERAN Kemutar Telu. Tanah Seran harus mengambil bagian dari kepemimpinan Sumbawa Barat kedepan.
Boleh kita terbelakang…
Boleh kita di anak tirikan…
Boleh kita dikucilkan….
Dan boleh nasib dan kesejahteraan kita digadai….
“TAPI MEREKA HARUS TAHU, MIMPI KITA BESAAARRRR!!!” tulis Andy mengakhiri status nya. (Edo/feryal).