VIRAL Lamban Penanganan PKM Batulanteh, Bupati Sumbawa Imbau Masyarakat Tidak Terprovokasi Informasi Medsos Yang Belum Valid

Bupati Sumbawa Syarafuddin Jarot (kiri) saat serahkan LKPD tahun 2024 kepada BPK di Mataram beberapa hari lalu. Dok 

/Perawat yang tangani pasien keberatan dengan postingan di Media Sosial @Semaras_Sia

SUMBAWA, SIAR POST | Bupati Sumbawa H. Syarafuddin Jarot mengimbau masyarakat agar tidak cepat percaya dan terprovokasi terhadap informasi di media sosial yang belum tentu valid dan terkonfirmasi kebenaran nya.

Imbauan itu ia sampaikan buntut dari viralnya informasi di salah satu media sosial yakni @Semaras_Sia yang menyebutkan bahwa ada salah satu pasien yang meninggal dunia karena lamban ditangani oleh petugas kesehatan di Puskesmas Batulanteh Kecamatan Batulanteh pada Sabtu (29/3/2025).

BACA JUGA : Diduga Penanganan Terlambat, Pasien di Sumbawa Meninggal Dunia, Kadikes Jelaskan Kronologinya

Ia meminta masyarakat tidak terprovokasi, dan harus cerdas dalam memilah dan memilih informasi yang didapat sebelum dishare kembali.

H. Jarot juga berharap masyarakat Sumbawa khususnya, agar bijak dalam bermedia sosial apalagi menyebarkan informasi yang sensitif yang akan dikonsumsi publik.

“Kita harus bijak bermedia sosial, cari dan pilihlah informasi yang benar dan akuntabel atau bisa dipertanggungjawabkan sehingga tidak menyebar informasi yang tidak benar adanya,” katanya.

Masyarakat juga harus mempunyai daya kritis, bijak dan tidak langsung percaya dengan informasi yang disebar di Media Sosial. Apabila masyarakat memiliki pengetahuan dan daya kritis, informasi yang belum valid dan beredar tidak akan mampu menimbulkan berbagai polemik.

“Satu peluru hanya mampu membunuh satu orang, tetapi satu berita tidak benar (hoax) mampu membunuh ribuan orang”.

Fenomena hoax terjadi di era teknologi saat ini, dimana masyarakat memiliki kemudahan dalam mengakses berbagai macam jenis informasi di berbagai media. Perkembangan teknologi semakin canggih setiap tahunnya yang menyebabkan banyak hal positif maupun negatif sebagai efek perkembangan itu sendiri.

Berbagai macam jenis informasi yang di akses justru menjadikan masyarakat mudah tertipu dengan kabar-kabar angin alias hoax yang keberadaannya sekarang cukup sulit untuk dibedakan, mana yang asli, mana yang palsu.

Sebelumnya, akun media sosial Semaras_Sia dan beberapa media online memberitakan bahwa salah satu pasien yang dilarikan ke Puskesmas Batulanteh meninggal dunia karena diduga lamban ditangani.

Bahkan, beredar video yang memperlihatkan bahwa Puskesmas tersebut kosong tanpa petugas kesehatan atau petugas piket. Hal ini pun viral dan banyak mendapat komentar warganet.

BACA JUGA : Setelah Menunggu Sekian Lama Provinsi Pulau Sumbawa Akan Segera Terbentuk, Jika Aturan Ini Dicabut

Dalam unggahan itu, salah satu saksi mata menginformasikan bahwa ketika pasien dibawa ke Puskesmas tersebut untuk mendapatkan tindakan gawat darurat. Namun tidak seorang pun tenaga kesehatan atau petugas piket di IGD yang berada di tempat.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa, Junaidi, saat dikonfirmasi melalui whatsapp, Sabtu, mengatakan, ia mendapat info dari Kepala Puskesmas Batulanteh, bahwa pasien tersebut menderita Kanker stadium 4, sudah pernah dirawat di RSUD Sumbawa dan harus dirujuk ke RSUD Provinsi NTB di Mataram.

“Harusnya pasien dirujuk ke RSUP di Mataram cuma keluarga belum mau untuk dirujuk karena kondisi pasien lemah, sehingga dibawa pulang ke rumah dan dirawat jalan atau home care oleh petugas Puskesmas,” Jelas Junaidi.

Junaidi juga mengatakan bahwa menurut laporan Kapala Puskesmas, saat pasien dibawa ke Puskesmas telah mendapat penanganan oleh petugas. “Ditangani dan ada petugasnya,” katanya.

Jawaban Kadis Kesehatan ini pun sejalan dengan penjelasan salah satu petugas kesehatan Puskesmas Batulanteh, Islamiyah Ar Rasyid yang langsung menangani pasien tersebut. Ia mengatakan ia telah melakukan tindakan sesuai SOP.

“Pasien sebelumnya mengidap kanker paru-paru stadium akhir, kami sudah merujuk pasien sebelumnya ke RSUD Sumbawa dan pasien dianjurkan untuk rujuk ke Mataram, tetapi keluarga pasien menolak,” ujarnya dalam klarifikasi nya.

Ia juga mengatakan bahwa kondisi pasien sudah sangat kritis, kondisi itu ia temukan pada saat melakukan kunjungan ke rumah pasien untuk melakukan home care.

“Saya yang melakukan tindakan pemasangan oksigen dan pemeriksaan tanda-tanda vital. Saat Saya periksa memang kesadaran pasien sudah menurun dan pasien menghembuskan nafas terakhir,” Katanya.

Bahkan petugas kesehatan tersebut memberikan penjelasan dan klarifikasi kepada admin Semaras_Sia bahwa saat pasien datang dibawa keluarga, ia mengaku berada di ruang IGD dan pasien langsung melakukan tindakan pemasangan oksigen dan melakukan tugas sesuai dengan SOP.

BACA JUGA : BPK Terima LKPD Kabupaten Sumbawa Tahun 2024, H. Jarot Harap Doa dan Dukungan Masyarakat Untuk Raih WTP

Ia pun keberatan dengan informasi yang disebar oleh media sosial Semaras_Sia. “Kenapa memvideokan ruangan yang kosong dan tidak mengambil video Saya yang melakukan tindakan saat itu, jadi tidak ada pembiaran terhadap pasien tersebut dan terhadap pelayanan lainnya,” Ujarnya.

Ia pun mengatakan bahwa masalah ini sama sekali tidak dipermasalahkan oleh keluarga pasien dan Ia keberatan dengan apa yang di posting di media sosial.

Media sosial Semaras_Sia pun telah memberikan klarifikasi nya terkait postingan tersebut.

Pewarta : Edo
Redaktur : Feryal

Exit mobile version