Ketua DPW MIO Indonesia Provinsi NTB, Feryal (kanan) foto bersama Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal. Dok istimewa
Dompu, SIAR POST – Ketua DPW Media Independen Online (MIO) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Feryal MP, melayangkan kritik tajam terhadap PT Sumbawa Timur Mining (STM) terkait lemahnya komunikasi publik perusahaan dalam aktivitas eksplorasi tambang di Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu.
Menurut Feryal, PT STM terlalu sering mengeluarkan klarifikasi dan bantahan terhadap isu-isu yang beredar di masyarakat. Kebiasaan ini, katanya, justru menjadi bukti bahwa strategi komunikasi perusahaan tidak efektif dan tidak mampu membangun kepercayaan publik.
“Kalau setiap kali masyarakat resah lalu yang muncul hanya klarifikasi, artinya ada yang terputus dalam komunikasi STM. Ini menunjukkan bahwa pendekatan komunikasi mereka belum berjalan dengan baik,” ujarnya, Kamis (10/4).
Feryal menilai, kegaduhan di masyarakat terkait isu lingkungan dan sosial bukan hanya soal kesalahpahaman, melainkan hasil dari lemahnya penyampaian informasi yang edukatif dan menyeluruh dari pihak perusahaan maupun pemerintah.
“Ini bukan cuma miskomunikasi, tapi kegagalan membangun pemahaman sejak awal. Masyarakat tidak diberi narasi positif soal manfaat jangka panjang dari proyek ini. Maka wajar jika mereka curiga dan ramai,” tegasnya.
Ia menekankan perlunya keterbukaan dan kerja sama strategis antara PT STM dan media lokal untuk menjangkau publik secara lebih luas dan berkelanjutan.
“Jangan hanya kirim siaran pers sesekali. Harus ada kemitraan media yang terstruktur, kontinyu, dan tidak tebang pilih. Media lokal punya peran penting membangun jembatan informasi,” lanjut Feryal.
BACA JUGA : Ormas Sasaka Nusantara NTB Desak Penegak Hukum Usut Dugaan Korupsi Dana Desa di Lombok Tengah
Feryal juga menyoroti sikap pemerintah yang dinilainya kurang aktif dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat. Menurutnya, komunikasi yang hanya berlangsung satu arah, apalagi bersifat birokratis, justru menciptakan jarak dan ketidakpercayaan.
“Kalau masyarakat terus curiga, itu tanda ada yang salah dalam cara komunikasi STM dan pemerintah. Ini harus segera dibenahi sebelum konflik semakin membesar,” pungkasnya.
Pernyataan Feryal menambah daftar panjang kritik terhadap PT STM, setelah sebelumnya perusahaan tersebut juga menjadi sorotan warga, aktivis, dan akademisi karena dianggap belum maksimal melibatkan publik dalam berbagai proses eksplorasi tambang di wilayah Dompu.
Pewarta : Ridho
Redaktur : Nissa