Mataram, SIAR POST – Panjang garis pantai di Kota Mataram tercatat sekitar 9,5 kilometer. Namun, dari bentangan itu, hanya sekitar 5 kilometer yang benar-benar berpotensi menjadi destinasi wisata unggulan.
Salah satunya adalah Pantai Mapak Indah, sebuah kawasan pesisir yang sejak dulu dikenal memiliki panorama sunset terbaik karena posisinya tepat menghadap ke Gunung Agung, Bali.
Sayangnya, kondisi pantai yang seharusnya menjadi wajah Kota Mataram ini kini terlihat miris. Fasilitas minim, sampah berserakan, bangunan hancur dihantam abrasi, dan penataan kawasan nyaris tak terlihat.
BACA JUGA : Warga Lembar Digegerkan Penemuan Mayat Diduga Anggota Polisi
Padahal, kunjungan warga setiap sore cukup tinggi, baik untuk berolahraga, mandi di pantai, menikmati sunset, maupun sekadar nongkrong bersama keluarga dan pasangan.
Pantai Mapak Indah sebenarnya menyimpan berbagai keunggulan. Selain pemandangan sunset yang menawan, kawasan ini juga memiliki penangkaran penyu, pusat edukasi lingkungan, wisata kuliner Pantai Gading, hingga Taman Wisata Loang Baloq.
Berbagai kreasi wisata yang tumbuh di sekitar pesisir sebagian besar lahir dari inisiatif masyarakat, bukan dari program pemerintah. Namun kini potensi wisata dan ekonomi semua hilang.
“Beberapa tahun lalu potensi ini sempat mengangkat ekonomi warga pesisir. Namun abrasi meluluhlantakkan kawasan dan hingga kini belum ada program jangka panjang dari pemerintah,” ungkap Mahendra Irawan, Ketua Kelompok Masyarakat (Pokmas) sekaligus penggiat Yayasan Pecinta Penyu Mapak Indah saat diwawancarai, Minggu (24/8/2025).
Mahendra menilai, pemerintah sering datang melakukan survei dan menjanjikan penataan, namun realisasinya nihil.
“Apakah masyarakat hanya akan kenyang dengan janji? Abrasi memang fenomena alam, tapi dengan potensi besar di sini, seharusnya ada rencana jangka panjang untuk menjaga kelestarian dan mendongkrak ekonomi warga,” tambahnya.
BACA JUGA : Operasi SAR Gabungan di Sembalun, Pekerja Tambak yang Hilang Ditemukan Tak Bernyawa
Ekosistem Masih Terjaga
Selain keindahan alam, Pantai Mapak Indah juga punya nilai ekologis penting. Di sini hidup tiga jenis penyu yang merupakan satwa dilindungi undang-undang. Dari 127 jenis reptil purba yang tersisa sejak zaman dinosaurus, penyu adalah satu-satunya yang masih bertahan, dan Kota Mataram masih memiliki ekosistem itu.
“Ini kekayaan ekologis yang luar biasa. Kalau ditata dengan baik, Pantai Mapak Indah bisa menjadi destinasi wisata edukasi yang bernilai tinggi,” jelas Mahendra.
Sejumlah bangunan yang dulu dirancang sebagai pemecah gelombang justru dinilai tidak efektif. Alih-alih menahan gelombang, konstruksi itu malah memperparah dampak abrasi.
Mahendra berharap pemerintah tidak berjalan sendiri, melainkan melibatkan akademisi, mahasiswa, masyarakat pesisir, hingga pemerhati lingkungan untuk melakukan riset dan kajian bersama.
“Penataan pantai ini penting, karena bukan hanya soal wisata, tapi juga soal ekonomi masyarakat dan wajah Kota Mataram sendiri,” tegasnya.
Hingga kini, meski fasilitas sangat minim, Pantai Mapak Indah tetap ramai dikunjungi warga. Setiap sore, pantai ini menjadi tempat favorit masyarakat Mataram untuk menikmati indahnya senja.
BACA JUGA : Gazali Bakran Resmi Pimpin Partai Gelora Sumbawa Barat, Dilantik Serentak oleh Anis Matta