Ekonomi NTB Triwulan II-2025 Terjun Minus 0,82 Persen, Sektor Jadi Biang Kerok Masih Tambang dan Ekspor?

Mataram, SIARPOST – Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada triwulan II tahun 2025 tercatat mengalami kontraksi sebesar -0,82 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (y-on-y).

Data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) NTB menunjukkan bahwa pelemahan ini dipicu oleh anjloknya sektor pertambangan serta penurunan ekspor barang dan jasa.

Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian menjadi penyumbang kontraksi terdalam dengan penurunan mencapai 29,93 persen.

BACA JUGA : Tinggal 3 Hari! Promo KALCER PLN Diskon Tambah Daya 50%

Kondisi ini memperlihatkan ketergantungan ekonomi NTB yang masih sangat besar terhadap aktivitas tambang.

Sementara dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami kontraksi paling tajam hingga -40,02 persen.

Penurunan ekspor ini memberi dampak signifikan terhadap perekonomian daerah, mengingat NTB termasuk salah satu provinsi yang selama ini sangat bergantung pada ekspor hasil tambang dan produk olahan.

Meski demikian, secara kuartalan (q-to-q) dibandingkan triwulan I-2025, ekonomi NTB justru tumbuh 6,56 persen. Pertumbuhan ini ditopang oleh lonjakan pada Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 37,69 persen serta penguatan pada ekspor barang dan jasa sebesar 26,62 persen.

BACA JUGA : Logikanya Aneh Kematian VR di Nipah, Dipukul dari Belakang Hingga Babak Belur Kok Jadi Tersangka?

Secara kumulatif (c-to-c), perekonomian NTB juga masih tertekan dengan kontraksi -1,11 persen, dan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp47,46 triliun.

BPS NTB yang dihubungi media ini melalui kontak WhatsApp membenarkan data tersebut. “Ya, benar. Ekonomi NTB triwulan II-2025 mengalami kontraksi jika dibandingkan periode yang sama tahun 2024,” tandas pihak internal BPS NTB.

Redaksi | SIARPOST

Exit mobile version