Lombok Utara, SIARPOST — Pemerintah Kabupaten Lombok Utara terus memacu realisasi investasi sebagai salah satu motor penggerak ekonomi daerah. Sekretaris Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan Tenaga Kerja (PMPTSP-TK) KLU, Erwin Rahadi, S.Sos., M.M., mengungkapkan bahwa hingga tahun 2025, capaian investasi baru menyentuh sekitar 55 persen dari target Rp1,8 triliun, Selasa, 17/11/2025
Menurut Erwin, realisasi tersebut berasal dari dua sumber, yakni Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). “Untuk PMA kita di angka Rp303 miliar, sedangkan PMDN berada di sekitar Rp175 miliar. Presentasi total baru 25 persen dari standar pusat, namun dalam RPJMD sebenarnya kita sudah melampaui batas,” jelasnya.
Pariwisata Mendominasi 86 Persen Investasi
Berdasarkan sebaran investasi, sektor pariwisata masih menjadi primadona. Erwin menegaskan bahwa 86 persen realisasi investasi saat ini didominasi oleh sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Dari lima kecamatan di Lombok Utara, Kecamatan Pemenang menjadi pusat investasi terbesar dengan capaian 93,5 persen, terutama karena keberadaan kawasan tiga gili yang dikenal sebagai destinasi kelas dunia.
Namun, tingginya minat tidak serta-merta menjamin kelancaran realisasi. Kawasan tiga gili yang masih berstatus kawasan konservasi membuat beberapa proses investasi tersendat. “Ini menjadi salah satu hambatan. Selain itu, banyak negara seperti Vietnam yang kini gencar berpromosi sehingga beberapa investor kita melirik ke sana,” kata Erwin.
Erwin menekankan bahwa stabilitas daerah adalah syarat mutlak bagi investor. “Investor selalu mencari keamanan. Kalau daerah ribut, mereka pasti ragu. Padahal potensi Lombok Utara luar biasa,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya sinergi lintas sektor, terutama dalam mempromosikan potensi wisata dan ekonomi daerah. Menurutnya, promosi yang terukur dan terarah harus diperkuat agar Lombok Utara kembali menjadi tujuan utama investasi.
Selain pariwisata, pemerintah juga telah menyiapkan kajian potensi investasi pada sektor lain. Beberapa di antaranya meliputi komoditas jagung, serta kawasan Seven Spring (Kerakas) yang dinilai memiliki nilai pengembangan jangka panjang.
Erwin menyebut target replikasi tahun sebelumnya biasanya berada di angka Rp1,5–Rp1,8 triliun. Namun untuk target daerah tahun 2026, pemerintah memasang target realistis di kisaran Rp1 triliun, terutama di sektor perhotelan dan restoran.
“Kajian potensi sudah kita buat, baik analisis maupun proyeksinya. Tinggal bagaimana kita bersinergi mempromosikan potensi itu, baik di daerah maupun ke luar seperti Jakarta,” tutupnya.(Niss)
Lombok Utara Incar Lonjakan Investasi 2025, Sektor Pariwisata Jadi Penyumbang Terbesar
