DOMPU, SIAR POST — Proyek rehabilitasi Puskesmas Pembantu (Pustu) Nanga Tumpu, Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu, senilai Rp100 juta dari APBD 2025 diduga dikerjakan secara sembrono. Meski tercatat sudah selesai dikerjakan, kondisi bangunan masih memprihatinkan dan dinilai tidak sesuai spesifikasi pekerjaan sebagaimana dokumen pengadaan.
Berdasarkan dokumen LPSE, pekerjaan rehabilitasi Pustu Nanga Tumpu tersebut semestinya bertujuan memberikan kenyamanan bagi masyarakat dan petugas kesehatan. Rehabilitasi juga diarahkan untuk memperbaiki sarana pelayanan preventif, promotif, hingga kuratif sebagaimana fungsi dasar puskesmas pembantu.
Namun fakta di lapangan menunjukkan hal berbeda. Sejumlah foto dan laporan masyarakat memperlihatkan plafon Pustu masih rusak, dan bagian belakang bangunan terlihat belum rapi dan amburadul. Kondisi ini membuat warga mempertanyakan mutu pekerjaan yang menelan biaya hingga seratus juta rupiah tersebut.
“Pengerjaannya sembrono bang, hanya tampak depan saja yang direhab. Bagian dalam dan belakang bangunan masih rusak, sementara anggarannya 100 juta,” ungkap salah satu warga Desa Nanga Tumpu yang meminta perhatian pemerintah.
Warga juga mengaku kecewa karena setelah anggaran besar dikucurkan, tidak terlihat perubahan signifikan pada fasilitas kesehatan yang menjadi garda terdepan pelayanan masyarakat itu.
“Pustu ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Kalau begini kondisinya, kasihan pasien yang dirawat. Ini sangat miris,” keluh warga lainnya.
Bahkan beredar dugaan bahwa pengerjaan proyek tersebut dilakukan oleh pihak yang memiliki kedekatan dengan oknum di Dinas Kesehatan Dompu. Warga menilai penunjukan kontraktor dan pengawasan pekerjaan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Warga Desa Nanga Tumpu berharap pemerintah serius menindaklanjuti temuan ini. Mereka menegaskan bahwa Pustu merupakan fasilitas vital karena lokasi desa cukup jauh dari rumah sakit di Dompu. Dengan kondisi bangunan yang rusak, pelayanan kesehatan dikhawatirkan tidak berjalan optimal.
“Kami menuntut agar proyek Pustu ini dimaksimalkan untuk pelayanan kesehatan. Ini satu-satunya tempat masyarakat mendapat pertolongan pertama sebelum ke rumah sakit,” tegas masyarakat setempat yang enggan dipublikasikan namanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, Omiyati Fatimah, S.Sos., MPH, saat dikonfirmasi media ini pada Senin (17/11/2025), menyatakan akan segera menindaklanjuti laporan tersebut.
“Kami akan melakukan konfirmasi kepada pelaksana proyek terkait temuan masyarakat,” ujarnya singkat.
Dinas Kesehatan diminta melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kualitas pekerjaan, proses pengawasan, hingga kemungkinan pelanggaran prosedur pengadaan.
Masyarakat berharap pemerintah tidak menutup mata dan segera mengambil langkah cepat agar Pustu Nanga Tumpu benar-benar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang layak dan aman bagi warga.
Redaksi | SIAR POST
