“Saya ikhlas mengajar anak-anak ngaji untuk bekal saya di akhirat, kalo bukan saya siapa lagi yang akan ngajar.” kata Pak Sahnan.
Memiliki keterbatasan fisik bukan halangan bagi Pak Sahnan (41 Tahun) untuk menebarkan kebaikan melalui ilmu yang beliau miliki beliau mengajar mengaji anak-anak di Desa Bunut Baok, Praya, Lombok Tengah.
Tinggal di sebuah rumah sederhana peninggalan orang tua beliau, bersama Ibu Siti (Istri Pak Sahnan) yang kondisinya juga penyandang disabilitas sehingga tidak mampu bekerja. Pak Sahnan memiliki satu orang anak bernama Assifa Salsabila masih berusia 4 tahun.
Sudah puluhan tahun lamanya Pak Sahnan mengajar baca Al-Quran di Mushola yang diikuti sekitar 40 santri. Tanpa dibayar sepeser pun, Pak Sahnan mendampingi puluhan anak-anak dhuafa di desanya setiap malam.
“Saya tidak pernah mengaharapkan imbalan apa-apa, asal mereka bisa mengaji hal itulah yang menjadi upah buat saya. Saya bangga mendengar anak-anak lancar mengajai hal itu merupakan kepuasan tersendiri sekaligus bayaran bagi diri saya” cerita Pak Sahnan dengan mata berbinar.
Sungguh luar biasa perjuangan Pak Sahnan ditengah keterbatasan fisiknya, beliau harus menempuh perjalanan sejauh 500 meter, dengan melewati jalan kecil pematang sawah untuk sampai ke Mushola tempat ia mengajar.
Melewati pematang sawah di kegelapan malam, jalan berlumpur dan becek saat hujan turun, tak menghalangi semangat beliau mengajar. Padahal kondisi beliau yang tidak normal dalam berjalan, dengan setengah merangkak dan bertumpu pada lutut dan betisnya, tubuh dan pakaian Pak Sahnan menjadi kotor terkena tanah lumpur. Karena itulah beliau selalu membawa baju cadangan dan mengganti pakaiannya saat tiba di Mushola.
Keseharian Pak Sahann selain mengajar mengaji, beliau juga memelihara Ayam dan burung sebagai sumber penghasilannya. Hasil ternak unggas beliau tidak seberapa hanya 100 ribu sampai 150 ribu itu pun beliau bisa jual setelah 6 bulan lamaya memelihara ayam dan burungnya. Uang hasil pejualan unggasnya, biasanya beliau gunakan untuk membeli persediaan beras untuk beberapa minggu.
Uang yang tidak begitu banyak jumlah tentuya masih belum bisa menutupi segala kebutuhan sehari-hari keluarga Pak Sahnan, apalagi di masa pandemi seperti sekarang. Jika tak punya uang untuk membeli lauk, istri Pak Sahnan terpaksa memetik tanaman liar yang tumbuh disekitar rumahnya, yang dijadikan lauk untuk menambah selera makan.
“Jika tak ada yang bisa dimasak, saya bersama istri dan anak saya terpaksa makan nasi sepiring bertiga.”ujarnya lirih.
Meski dengan segala kekurangan baik kekurangan ekonomi dan keterbatasan fisik semangat Pak sahnan untuk mengajar baca Al-Quran tidak pernah padam.
Rasulullah SAW bersabda, “Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah sedekahnya.” (HR Ahmad).
#PajuangKebaikan, Begitu besar pengorbanan Pak Sahnan menyedakahkan ilmunya untuk puluhan anak-anak dhuafa ditengah keterbatasan fisik dan ekonominya. Sahabat, sedekahmu di bulan Ramadhan untuk Guru Ngaji Seperti Pak Sahnan adalah investasi terbaik untuk kehidupan akhirat kelak.
“Program bantuan sekaligus apresiasi kepada para Da’i/Ustadz dhuafa namun tetap semangat dalam mendedikasikan seluruh waktu dan hidupnya untuk umat.”
Untuk donasi dan sedekah, klik link di bawah atau bisa menghubungi nomor di Paling bawah berita ini.
1. Klik “DONASI SEKARANG”
2. Masukkan nominal donasi
3. Pilih metode pembayaran (GO-PAY/BNI Syariah/BRI/BCA/Mandiri/DANA/ShopeePay)
4. Kamu akan mendapatkan laporan via email
5. Transfer sesuai 3 angka unik agar memudahkan sistem dalam pembacaan transaksi sehingga tepat akad dan tepat sasaran dalam penyalurannya
Disclaimer:
Fundraising ini adalah bagian dari program Bantuan santunan THR bagi dai yang mana penghimpunannya akan di salurkan untuk Ustadz Sahnan dan dai lainnya. Jika berdonasi pada H-1 Lebaran akan kami salurkan untuk Program Infaq.
Info lebih lanjut Hub Admin : 0813-1255-7811 / 0821-3211-5439
