Targetkan PAD 2,571 Triliun, Bappenda NTB Optimis Maksimalkan Potensi Pajak

Target PAD 2022 Naik 300 Miliar Dari Tahun Sebelumnya. Total Pendapatan Tidak Sebanding Dengan Kebutuhan Pembangunan

Mataram – Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bappenda) provinsi NTB, H Amri Rahman menyatakan, pihaknya optimis mencapai target Pendapatan Asli Daerah (PAD) di tahun 2022 yang mencapai Rp 2 Triliun 571 Miliar.

Dijelaskan H Amri, target PAD untuk tahun 2022 adalah Rp 2 triliun 571 miliar, berbeda di 2021 yang lebih rendah dengan targetnya RP 2 triliun 258 miliar.

“Ada kenaikan target pada tahun ini dari tahun sebelumnya yaitu sekitar Rp 300 miliar, ini yang harus dicapai,” ujarnya Kepala Bappenda NTB Dr Ir H Amry Rakhman saat ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.

Untuk mencapai target tersebut, katanya, pertama berusaha untuk mencapai apa yang telah ditargetkan, sehingga pertambahannya tentu akan dievaluasi di semester pertama ini.

Baca juga : Pemprov NTB Dukung Pengembangan Dashboard Pendidikan Inklusif NTB

Jika dibanding tahun lalu, tentu target ini menjadi bertambah, dan pihaknya tentu optimis dengan target yang telah ditentukan di tahun 2022.

jika dilihat dari pendapatan secara keseluruhan, total pendapatan provinsi NTB di tahun 2021 mencapai angka Rp 5,7 triliun, dengan komposisi Pendapatan Asli Daerah (PAD) hampir 40 persen dan pendapatan transfer mencapai 60 persen lebih.

Sementara di 2022 pendapatan transfer cenderung berkurang, karena ada yang dialokasikan langsung ke kabupaten/kota terutama dari Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik bantuan operasional sekolah.

“Pendapatan tersebut memang tidak seimbang dibandingkan kebutuhan pembangunan kita yang memang cukup berat di NTB,” katanya.

Baca juga : Kementerian ESDM dan Pemprov NTB Tuntaskan RKAB Dengan Inovasi “On Site And Day Service”

Menurunnya pendapatan transfer di satu sisi, kata dia, di sisi lain pihaknya harus berupaya menaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) agar tetap dapat memperoleh sumber-sumber pembiayaan pembangunan kita dengan sesuai dengan kebutuhan nya.

Ia mengakui bahwa situasi 2021 NTB masih di dalam pandemi Covid-19, tentu berdampak kepada kesulitan pendapatan. Namun di akhir 2021 mulai ada tanda-tanda tentang membaiknya kondisi ekonomi dan menurunnya Covid-19 terutama karena adanya event WSBK 2021.

Walaupun belum memberikan manfaat yang maksimal karena baru pertama dilaksanakan, WSBK tentu punya manfaat sosial ekonomi yang bisa dirasakan.

Efek dari WSBK terutama pariwisata sudah mulai bergerak, hotel sudah mulai terisi, pergerakan orang sudah mulai ada, begitu juga permintaan akan jasa transportasi sudah mulai meningkat.

“Semuanya ikut membantu untuk bisa menjadi penggerak atau pemicu upaya-upaya peningkatan PAD,” katanya.

Oleh karena itu aktivitas retribusi yang berada di berbagai perangkat daerah itu masih terpengaruh pandemi Covid-19 dan infrastruktur nya harus dibenahi secara maksimal.

“Tetapi di 2022 ini belajar dari pengalaman 2021, kita mulai mencari sumber-sumber pendapatan baru terutama di retribusi dan lain-lain. Tentu kita akan upayakan perbaikan-perbaikan regulasi,” katanya.

Langkah yang ditempuh Bappenda juga yaitu tetap melakukan koordinasi dari berbagai sumber pendapatan, mengintensifkan objek-objek PAD terutama yang berasal dari pajak daerah.

Baca juga : Hari tuberkulosis Sedunia 2022, Dirut RSUD Asy-Syifa Terus Tingkatkan Pelayanan Pasien TBC

Langkah-langkah ini harus tetap dilakukan agar pendapatan yang menjadi potensi itu bisa diwujudkan dengan sebaik-baiknya.

“Kita terus melakukan intensifikasi terhadap objek-objek PAD yang memang sudah menjadi target, artinya bagaimana cara kita semakin intens untuk mengejar potensi yang ada. Apakah melalui sosialisasi atau regulasi tentu diikuti oleh kerja keras dari stake holder yang ada,” tandasnya.

Exit mobile version