Kasus Gizi Buruk di Dusun Beleke, Kepala Dikes Loteng : Sudah Ditangani Sejak Dulu

 

Mataram, SIARPOST | Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah, H Suardi memberikan keterangan terkait Kasus “Gizi Buruk” yang diderita oleh seorang anak berinisial MM (4) asal Dusun Beleka 2 Desa Beleka Daya Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah yang viral di sejumlah grup WhatsApp beberapa hari lalu.

H Suardi mengatakan, bahwa Dinas Kesehatan Loteng, baik melalui puskesmas setempat maupun petugas kesehatan di lapangan telah menangani MM sejak beberapa bulan lalu.

“Kalau dari kita, pasien itu rutin dikunjungi oleh teman-teman dari Puskesmas, petugas gizi agar makanannya dijaga dan memiliki gizi seimbang, mandinya juga dijaga,” ujarnya.

Ia mengatakan, dalam kasus ini tidak cukup hanya ditangani oleh petugas kesehatan saja tetapi peran serta keluarga juga menjadi sangat penting.

Baca juga : Anak Usia 4 Tahun di Lombok Tengah Menderita Gizi Buruk Parah, Pemda dan Pemprov Lalai?

Karena kepada penderita gizi buruk ini harus diberikan asupan gizi yang maksimal. Jika tidak, kondisi pasien pasti akan terus memburuk.

“Kita akan terus menangani kasus MM, memberikan penyuluhan gizi, psikologi, penyuluhan kesehatan dan juga bantuan kesehatan lainnya,” katanya.

Ia berharap kepada semua pihak, khusus warga di dusun setempat agar dapat membantu keluarga MM memberikan semangat dan motivasi sehingga anak tersebut dapat kembali normal seperti teman seusianya.

“Alhamdulillah dari keterangan Kepala Dusun, keluarga MM sudah mendapat beberapa Bantuan Langsung Tunai, menerima bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH), kami juga telah memberikan penyuluhan, konseling, mengedukasi keluarga MM agar pola makannya, prilaku hidup bersih dan sehat bisa diterapkan,” katanya.

Program PKH adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga Miskin (KM) yang ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH. Sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan, sejak tahun 2007 Pemerintah Indonesia telah melaksanakan PKH.

Terkait kasus ini, H Suardi menjelaskan bahwa MM pernah datang dan ditangani di puskesmas pada bulan Februari 2022 yang lalu dengan kondisi diare kronik hingga ruam atau luka di sekitar pantat dan kemaluan.

Kemudian dirujuk ke Rumah Sakit, pasca rujuk diintervensi oleh Puskesmas untuk dilakukan rawat jalan hingga bulan Agustus berat mencapai 9,2 kg.

Pernah juga berobat di Klinik Mujur, dua Minggu setelah dari klinik Mujur, MM kembali datang ke Puskesmas dengan kondisi badan yang sangat kurus dan kembali dirujuk ke Rumah Sakit pada 29 September 2022.

Terkahir, MM dirawat selama empat hari di Rumah Sakit karena kondisinya semakin memburuk, namun keluarga memulangkan paksa karena sudah tidak sanggup membayar biaya pengobatan.

Baca juga : Ragam Budaya dan Kesenian Islami Meriahkan Parade Festival Qasidah LASQI

Trend kasus Gizi Buruk di Lombok Tengah dalam tiga tahun terakhir yaitu tahun 2020, tahun 2021 dan 2022 bisa dibilang menurun dibanding pada tahun 2017 hingga 2019.

Pada tahun 2017 kasus Gizi buruk mencapai 33 kasus, namun pada tiga tahun terkahir tren kasusnya menurun sejak 2020 sejumlah 18 kasus, tahun 2021 naik menjadi 23 kasus dan turun kembali di 2022 sebanyak 20 kasus.

Kasus MM adalah termasuk dalam 20 kasus yang sudah ditangani Dinas Kesehatan Lombok Tengah.

Exit mobile version