banner 728x250

Maen Jaran : Simbol Kerja Keras, Status sosial dan Akar budaya masyarakat Samawa

banner 120x600
banner 468x60

 

Mataram, SIARPOST.com | Seperti halnya suku Sasak di pulau Lombok yang terkenal dengan tradisi Peresean sebagai simbol ketangkasan para pemudanya, sama halnya dengan masyarakat Samawa di Sumbawa, dan Mbojo di Bima juga memiliki tradisi unik sebagai ajang serupa bagi para pemuda dalam meraih status sosial tinggi di masyarakat yaitu Maen Jaran (Sumbawa) atau Pacoa Jara (Bima). Keduanya sama sama berarti pacuan Kuda.

banner 325x300

Maen Jaran bagi masyarakat Sumbawa lebih daripada sekedar olah raga berkuda. Kegiatan ini merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari hari masyarakat Sumbawa dan telah menjadi sebuah tradisi turun temurun selama berabad abad. Kedekatan masyarakat Sumbawa dengan Kuda telah berlangsung sejak zaman kerajaan sebagai sarana transportasi, berburu dan bahkan untuk mendukung kegiatan pertanian.

Maen Jaran biasanya diadakan pada saat musim tanam tiba, di mana semua kuda terbaik dari seluruh penjuru pulau di kumpulkan dan para pemuda atau Joki dipersiapkan untuk beradu kecepatan dalam menunggangi kuda kuda tersebut. Kuda kuda yang dilibatkan dalam kegiatan ini tidak boleh sembarangan. Semuanya harus merupakan kuda asli Sumbawa.

Baca juga : PKBM Ceria Lombok Barat Kembali Laksanakan Ujian Puluhan Siswa Paket A, B dan C

Salah satu ciri khas yang menarik dari Maen Jaran adalah adanya pelantunan Lawas (pantun khas Sumbawa) yang disebut ngumang. Ngumang sendiri merupakan sesumbar kemenangan untuk menyemangati para Joki dan menghibur penonton yang hadir.

Maen Jaran merupakan bagian dari budaya dan telah menjadi identitas masyarakat Sumbawa yang harus di jaga kelestariannya. Kegiatan ini menyimpan nilai nilai falsafah tinggi bagi masyarakat Samawa dalam mengajarkan para pemuda tentang pentingnya sebuah kerja keras untuk mencapai sebuah tujuan mulia.

Pemerintah Nusa Tenggara Barat melalui ajang Gubernur Cup berusaha memperkenalkan olah raga pacuan kuda ini kepada dunia dengan menjadikan Maen Jaran sebagai salah satu Side Event utama dari event internasional MXGP Indonesia 2023.

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dalam sambutannya pada saat pembukaan event Gubernur Cup mengatakan bahwa Pacuan Kuda merupakan salah satu warisan budaya dan tradisi di NTB, penyelenggaraan ajang Pacuan Kuda setiap tahun merupakan ajang silaturrahmi untuk mempererat persahabatan dan salah satu cara yang tepat untuk membangun semangat kebersamaan dalam menjaga warisan kekayaan budaya bangsa agar terus lestari dan diminati oleh tiap generasi.

Baca juga : Kaban Kesbangpol Lombok Barat Bantah Tuduhan Ancam Pendemo

Senada dengan pendapat Pak Gubernur, Ketua BPPD NTB, Baiq Ika Wahyu Wardhani yang turut menghadiri final race Maen Jaran mengatakan Maen Jaran merupakan salah satu akar budaya masyarakat Samawa yang harus dijaga kelestariannya dengan cara memperkenalkannya kepada masyarakat luas agar dan Ajang Gubernur Cup ini adalah cara yang tepat.

“Bahkan tidak menutup kemungkinan, Gubernur Cup – Maen Jaran atau Pacuan Kuda di NTB, khususnya di Sumbawa bisa menjadi event besar internasional sekelas Melbourne Cup di Australia”, lanjut Baiq Ika.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *