Demo Protes Anjlok Harga Jagung di Dompu Ricuh Dengan Polisi, Tiga Mahasiswa Dilarikan ke RSU

 

Dompu, SIARPOST | Aksi demo yang dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa dan Rakyat Dompu Menggugat di kantor Bupati Dompu akhirnya ricuh, Kamis (18/4/2024).

Aksi demo tersebut dilakukan Aliansi mahasiswa dan Rakyat Dompu Menggugat buntut dari anjloknya harga jagung dan langka nya gas LPG di Dompu.

Baca juga : Kesadaran Masyarakat Lombok Barat Minim, Tumpukan Sampah di Kediri Kembali Terlihat

Para pendemo yang berasal dari sejumlah mahasiswa SMI, HMI, EK-LMND dan GMNI akhirnya ricuh dengan aparat kepolisian Polres Dompu. Akibatnya 3 orang mahasiswa dilarikan ke rumah sakit terdekat karena pingsan.

Mahasiswa pun menuntut agar pemerintah mengintervensi anjloknya harga jagung dan langka nya LPG di Dompu. Sehingga menyulitkan masyarakat.

Dalam video yang tersebar, saling dorong mendorong antara aparat kepolisian pun tidak terelakkan, hingga berujung kekerasan yang dilakukan beberapa oknum aparat kepolisian dari Polres Dompu.

Baca juga : Gegara Harga Jagung Anjlok, Warga Bima Hari Ini Gelar Aksi Penolakan Kedatangan PJ Gubernur NTB

Tiga mahasiswa yang dilarikan ke rumah sakit adalah Muhammad Yasir (20) mahasiswa asal Desa Soritatanga Kecamatan Pekat. Kemudian Ika Rahmania (21) asal Bolo Kabupaten Bima dan Susanti (19) mahasiswa asal Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu.

Kejadian tersebut mengundang perhatian sejumlah pihak, salah satunya Aktivis perempuan NTB asal Sumbawa Barat, Yuni Bourhany. Ia sangat menyayangkan kejadian yang terjadi pada saat peringatan hari lahir Kabupaten Dompu tersebut.

“Sangat disayangkan kejadian ini, ditambah lagi dengan arogansi oknum aparat kepolisian kepada para mahasiswa. Kejadian ini menunjukan sisi buruknya aparat keamanan dan demokrasi kita, ” ujar Yuni diwawancarai melalui telepon seluler, Kamis (18/4/2024).

Baca juga : Winengan Dukung Rochmi Jadi Cagub NTB, Zul-Rochmi Jilid II Sama Dengan Menggadaikan Suku Sasak

“Kami meminta kepada Kapolda NTB agar kejadian ini di atensi dan oknum-oknum yang memperlihatkan arogannya melakukan kekerasan dapat diproses,” ujarnya.

Menurut yuni, jika aparat kepolisian mau membangun komunikasi dan memfasilitasi antara pemda dengan pendemo maka kejadian tersebut tidak akan terjadi.***

Exit mobile version