Warga Ungkap Fakta Premanisme Proses Pembebasan Lahan Smelter, Nama Bupati KSB Terseret

Salah satu pemilik lahan di Dusun Otak Keris Sumbawa Barat, Wagiman menangis usai negosiasi pembebasan lahannya pada 2019 yang lalu. Dok lintas NTB

MATARAM, SIAR POST | Proses Pembebasan lahan untuk pembangunan proyek Smelter PT AMNT di Dusun Otak Keris Desa Maluk Kabupaten Sumbawa Barat pada tahun 2019 meninggalkan jejak digital yang kurang baik bagi masyarakat setempat.

Proses Pembebasan lahan tersebut diduga dilakukan dengan cara yang tidak baik, bahkan salah satu warga yang ikut dalam aksi demo pada saat itu mengungkapkan bahwa warga Dusun Otak Keris diancam dan dipaksa untuk menjual lahan mereka.

Tersebar video di media sosial yang di-upload salah satu akun media sosial Facebook, memperlihatkan bahwa pada saat warga melakukan aksi demo di Otak Keris, pendemo membawa masing-masing senjata tajam untuk menakut-nakuti masyarakat Otak Keris agar mau menjual lahannya.

BACA JUGA : Kapal Yang Ditumpangi Tim Audit KPK dan KKP Terbalik di Perairan Bali

Video ini pun diperkuat oleh keterangan dari salah satu warga yang tidak ingin dipublikasi identitasnya. Ia mengaku bahwa ia adalah bagian dari pendemo yang mengatasnamakan masyarakat Sumbawa Barat, yang ternyata sudah diatur oleh orang-orang Bupati.

“Kami turun demo mengatasnamakan masyarakat Sumbawa Barat, tuntutan kami agar warga Otak Keris mau menjual lahannya kepada Pemda, namun semua itu sudah disetir dan diarahkan oleh koordinator yakni HJ,” ujarnya saat diwawancarai melalui telepon seluler, Minggu (27/10/2024).

Diakuinya, memang ada intimidasi dan ancaman kepada warga Otak Keris. Para pendemo diperintahkan untuk membawa masing-masing senjata tajam.

BACA JUGA : Video Cagub NTB Rohmi Terciduk Jadi Pendukung Dadakan Zul-Uhel

“Ya ancaman kepada warga Otak Keris itu ada, kita sudah diatur masing-masing membawa senjata tajam, secara hukum kita salah, tetapi koordinator sudah mengingatkan kami bahwa tidak perlu takut dan tidak akan diproses hukum karena ada bekingan dari Bupati,” ungkapnya.

Salah satu akun di Facebook atas nama @Arya Baink juga melontarkan komentar tajam terkait dengan proses pembebasan lahan Smelter di Otak Keris tersebut. Ia bahkan mengaku bagian dari pendemo yang sudah berjuang dari awal sampai pembebasan lahan itu sukses.

“Memang benar kami usir dan kami suruh jual tanah mereka kepada pemerintah, saya salah satu orang yang ikut serta dalam masa pemblokadean gorong-gorong pintu masuk dan keluar tersebut (di Otak Keris),” Komentarnya dalam sebuah status.

BACA JUGA : Pertanyaan Tentang IPM NTB, Dijawab Monohok Bang Zul, Sebut Musyafirin Tidak Baca Data

Ia juga mengungkapkan bahkan saat itu tanah satu dam truck sengaja diturunkan di depan gorong-gorong untuk menutup pintu keluar masuk Dusun Otak Keris jika warga tetap ngotot tidak mau menjual lahannya.

“Lebih dari satu kali kami lakukan pengusiran dan sampai akhirnya mereka (warga Otak Keris) rela melepaskan dan menjual tanahnya,” ujarnya.

Bahkan kepada orang-orang yang telah ikut dalam aksi demo mengusir warga Otak Keris tersebut Bupati berjanji akan langsung mempekerjakan nya di Smelter dan menjadi pegawai permanen.

Namun hingga saat ini janji itu tidak juga dipenuhi. Bahkan orang kepercayaan Bupati yakni HJ yang dihubungi tidak pernah merespon. (Edo/Feryal).

Exit mobile version