Ketum DPP Sasaka Minta Polda NTB Proses Oknum Polisi di Polsek Kayangan Yang Diduga Memeras Rizkil Wathoni Hingga Bunuh Diri 

Ketum Sasaka Nusantara NTB, Lalu Ibnu Hajar. Dok istimewa

MATARAM, SIAR POST | Rizkil Watoni seorang warga Desa Sesait Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara, diketahui nekat mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri beberapa hari yang lalu, diduga karena depresi usai dirinya dilaporkan ke Polsek Kayangan.

Pria yang merupakan tamatan kampus Universitas Islam Sultan Agung Semarang dan sudah berstatus sebagai ASN tersebut melakukan tindakan bunuh diri diawali oleh kesalahpahaman di Alfamart, akibat keliru dalam mengambil barang berupa HP menurut rekaman cctv.

BACA JUGA : Kembali Terjadi Pengangkutan Batu Bara di Sumbawa Barat Melebihi Kapasitas, dan Berpotensi Merusak Lingkungan Hingga Cemari Laut

Karna tidak memegang hp sama sekali, kurang dari 10 jam baru Rizkil menyadari ternyata HP yang diambil di alfa mart bukan Hpnya, sehingga ia bergegas ke Kantor Polisi terdekat menyerahkan barang tersebut.

Tetapi apalah daya, rekaman cctv kesalahpahaman saudara Rizkil ternyata sudah viral di jagat maya.

Pemilik Hp yaitu seorang kasir Alfamart sepakat berdamai dimeja hukum dan memaafkan tindakan ceroboh dari Rizkil wathoni.

Tetapi dalam kesempatan yang sempit oknum Polisi di Polsek Kayangan diduga mencari keuntungan dengan memeras Rizkil agar mau memberikan sejumlah uang supaya kasusnya dihentikan.

“Pemerasan yang dilakukan oknum polisi tersebut membuat Rizkil depresi, stres berlarut-larut hingga memicu keinginan untuk mengakhiri hidup,” ujar Ketua Umum Sasaka Nusantara NTB, Ibnu Hajar, Rabu (19/3/2025).

Ibnu Hajar menyayangkan, Institusi polisi yang merupakan Aparat Penegak hukum, yang harus mengayomi dan melindungi masyarakat, justru terus memperpanjang episode buruk dengan tindakan kotor bahkan melanggar norma kemanusiaan.

“Institusi Polisi yang harusnya tempat sumber keadilan itu bersarang kini dijadikan sebagai wahana untuk mencari keuntungan pribadi dan golongan,” ujarnya.

BACA JUGA : Warga Desa Kayangan Lombok Utara Mengamuk, Rusak dan Bakar Fasilitas di Polsek Buntut Seorang ASN Bunuh Diri

Untuk itu, ia sebagai Ketum Sasaka Nusantara NTB dan atas nama masyarakat, menuntut agar keadilan dan kebenaran harus di tegakkan, oknum polisi pelaku pemerasan serta kroninya harus ditindak sesuai dengan undang-undang yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Kami meminta Polda NTB dan Mabes Polri turun tangan mengungkapkan kasus ini dan memproses oknum anggota polisi terduga pelaku pemerasan seadil adilnya,” Pinta Ibnu Hajar.

Ia juga berharap pihak keluarga dan masyarakat untuk tetap tenang dan jangan bertindak arogan seperti yang terjadi pada hari Senin 17 Maret 2025 kemarin.

Ia berharap kejadian pengerusakan Polsek Kayangan Lombok Utara jangan terulang kembali. Ia pun sangat memahami perasaan keluarga besar korban dan mohon untuk kita sama-sama introspeksi diri dan saling mengayomi.

Sebelumnya, Kantor Polsek Kayangan Lombok Utara didatangi massa. Massa merusak fasilitas kantor dan membakar sejumlah kendaraan buntut dari meninggalnya Rizkil Wathoni yang bunuh diri diduga mendapat intimidasi dari Polisi.

Kapolda NTB, Irjen Pol Hadi Gunawan merespon cepat insiden perusakan kantor Polsek Kayangan di Lombok Utara, Senin malam (17/3).

Jenderal bintang dua ini langsung turun ke Polsek Kayangan untuk memantau kondisi terkini. “Lagi di TKP (tempat kejadian perkara, red),” kata Kapolda NTB dikutip dari salah satu media online.

Penyerangan Polsek Kayangan diduga picu kesalahan pahaman di Alfamart wilayah Kayangan. Seorang warga Kayangan terekam kamera CCTV mengambil HP.

Dalam video tersebut, pria yang diketahui berstatus ASN inisial RW mengambil HP yang tersimpan di meja kasir. Lalu ia memasukan dalam tas.

Informasi lain menyebutkan, sebelumnya RW berbelanja dan menitip cas HP. Namun ia salah mengambil HP, yang ternyata milik pegawai setempat.

Setiba di rumahnya, RW baru sadar bahwa HP yang dibawa buka miliknya. Melainkan milik pegawai Alfamart. Sehingga ia berinisiatif untuk mengembalikan.

Namun pegawai Alfamart sudah terlanjur melapor ke Polsek Kayangan. Sehingga dilakukan mediasi di polsek dan akhirnya sepakat damai. “Masih diselidiki (pemicu) yang sebenarnya,” kata Kapolda.

Pewarta : Nissa

Redaktur : Feryal

Exit mobile version