Yuni Bourhany: Ironi KSB, Rakyat Terus Bersuarakan Korupsi, Intelektual Justru Bungkam

 

Aktivis sosial Yuni Bourhany dan Abubakar alias Beko kritik keras kondisi Kabupaten Sumbawa Barat yang dinilai darurat korupsi. Mereka soroti sikap bungkam para intelektual dan dugaan pembungkaman gerakan rakyat oleh penguasa. Baca selengkapnya!

Sumbawa Barat, SIAR POST – Suara lantang terhadap dugaan penyelewengan birokrasi kembali menggema di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Pegiat sosial Yuni Bourhany menyampaikan kritik tajam terhadap kondisi daerah yang dinilai sedang memasuki fase gelap dalam tata kelola pemerintahan.

“Lihat siapa yang masih berani turun ke jalan hari ini. Hanya segelintir pemuda yang sejak lama dimarginalisasi karena vokal menyuarakan kebenaran,” ujar Yuni dalam komunikasi via seluler kepada jurnalis media ini.

BACA JUGA : Kebangkitan Pengusaha Lokal di Sumbawa Barat: Dampak Positif Kehadiran PT Amman Mineral

Kritik senada juga disampaikan Abubakar, aktivis yang akrab disapa Beko. Ia menilai, situasi KSB semakin memprihatinkan karena kelompok intelektual dan akademisi justru memilih bungkam.



“Sumbawa Barat darurat korupsi, tapi kaum intelek justru diam. Bahkan ada yang terang-terangan menjadi corong penguasa, berdansa mengikuti irama kekuasaan. Sekarang baru bicara soal rakyat, sampeyan ke mana saja selama ini, Le?” sindir Beko.

Baik Yuni maupun Beko menyampaikan kekecewaan mereka terhadap sikap ambigu para akademisi di KSB yang dinilai kehilangan daya kritis.

BACA JUGA : Tak Ada Kenaikan Tarif Listrik Pasca Lebaran, PLN NTB Imbau Pelanggan Cermat Gunakan Energi

Mereka juga menduga adanya upaya sistematis untuk membungkam gerakan masyarakat sipil, termasuk melalui pembentukan kelompok tertentu yang disokong oleh elit politik dan akademisi.

“Kita sama-sama tahu siapa yang tersandera kepentingan, siapa yang masih merdeka. Saya mengajak para intelektual untuk membuka mata terhadap realitas di KSB—pemborosan anggaran yang terus terjadi secara terang-terangan,” tegas Yuni.

Beko pun menambahkan, “Berhentilah mengalihkan isu dengan menggembor-gemborkan gerakan pesanan. Sisakan sedikit idealisme agar kami masih bisa menghargai gelar akademik kalian.”

Pewarta : Edho
Redaktur : Feryal.

Exit mobile version