Dramatis! Ambulan Bawa Pasien Darurat Terjebak Blokade Massa Tuntut Provinsi Pulau Sumbawa

 

MATARAM, SIAR POST | Aksi unjuk rasa besar-besaran yang digelar Komite Pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa (KP4S) di ruas jalan utama Simpang Tano – Air Jati, Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Kamis (15/5/2025), menyebabkan kemacetan parah dan situasi darurat.

Salah satu momen paling memprihatinkan adalah saat sebuah ambulans yang membawa pasien darurat dari RSUD Provinsi NTB ke Dompu tidak bisa melanjutkan perjalanan akibat blokade jalan.

Ambulans tersebut awalnya berhasil menembus kerumunan massa aksi, namun terhenti total ketika tiba di jalur yang dipenuhi tumpukan kendaraan.

BACA JUGA : Massa Ancam Blokade Jalan 6 Hari, Tuntut Provinsi Pulau Sumbawa dan Pertanyakan 3 Anggota DPR RI Yang Tidak Respon Saat Dihubungi

Truk, mobil, dan sepeda motor mengular hingga ke pusat Kecamatan Alas, membuat ambulans tidak punya ruang untuk bergerak.

Sopir ambulans yang diwawancarai mengungkapkan, pasien yang dibawanya merupakan rujukan darurat yang dipulangkan paksa oleh pihak keluarga dari RSUD Provinsi NTB. Kondisinya kritis dan membutuhkan penanganan cepat di kampung halaman.

Tak hanya satu, dua ambulans lain dari Dompu juga terjebak dalam antrean panjang. Keduanya mengangkut pasien ICU rujukan ke RSUD Provinsi NTB.

Warga bersama pihak kepolisian berupaya membuka jalur dengan mendorong truk yang menyumbat jalan. Namun, usaha itu tidak membuahkan hasil.

“Ini sangat memprihatinkan. Seharusnya ada jalur khusus untuk ambulans dan kendaraan darurat,” keluh seorang warga yang turut membantu.

Aksi massa berlangsung sejak pagi hingga sore, menyebabkan lumpuhnya arus transportasi dari dan menuju Pulau Lombok. Ratusan kendaraan, mulai dari motor, mobil pribadi, hingga truk dan bus, tertahan berjam-jam tanpa kepastian.

BACA JUGA : Massa Blokade Total Jalur Poto Tano Berjam-Jam, Tuntut Pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa: Kendaraan Tertahan 

Aksi Tak Akan Surut: Blokade Dilanjutkan 6 Hari

KP4S menegaskan, blokade akan terus berlangsung selama enam hari jika belum ada tanggapan resmi dari pemerintah pusat. Mereka menuntut pencabutan moratorium dan pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa.

Ribuan massa dari berbagai kabupaten di Pulau Sumbawa turut serta memadati simpang Poto Tano sehari sebelumnya. Orator aksi, Ilham Yahyu, menyebut aksi ini bukan sekadar demo, melainkan suara rakyat yang mendesak keadilan administratif.

Tudingan ke DPR RI Dapil Sumbawa: Kemana Wakil Rakyat?

Kekecewaan juga diarahkan kepada tiga anggota DPR RI Dapil Pulau Sumbawa yang dinilai tidak menunjukkan kepedulian. Tokoh-tokoh masyarakat secara terbuka mempertanyakan keberadaan mereka.

“Dimana kalian saat rakyat memanggil? Fahri Hamzah, Mori Hanafi, Magdalena, Johan, kami butuh kalian sekarang,” seru Taufik M. Noer dari KP4S Dompu.

Kapolres Sumbawa Barat mengaku telah menghubungi ketiganya, namun tak ada satu pun yang merespons.

Dampak Meluas: Ekonomi Terganggu, Warga Terjebak

Dampak blokade mulai terasa luas. Sopir travel, logistik, hingga penumpang bus merugi besar. Beberapa pengangkut barang seperti telur dan sayuran khawatir barang bawaannya rusak karena terlalu lama tertahan.

BACA JUGA : Aksi Premanisme di Mataram Viral, Dua Pelaku Perampasan Motor Ditangkap Jatanras Polda NTB

“Saya bawa penumpang sakit dari Bima, sudah lebih dari dua jam tertahan. Ini sangat menyulitkan,” ungkap Abdul Salam, sopir travel.

Aksi yang terus berlangsung ini berpotensi menyebabkan gangguan distribusi logistik, penurunan aktivitas ekonomi lokal, serta risiko kesehatan masyarakat akibat terhambatnya akses layanan darurat.

Pewarta : Edo | Redaktur : Feryal

Exit mobile version