Tanjung dan Medana Jadi Percontohan Desa Bersih Narkoba, Kepala Desa: Demi Keselamatan Generasi Muda

Lombok Utara, SIARPOST – Dalam momentum peringatan Hari Bhayangkara, dua desa di Kabupaten Lombok Utara, yakni Desa Tanjung dan Desa Medana, ditetapkan sebagai pilot project pencegahan narkoba oleh Polres Lombok Utara bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) NTB.

Langkah ini merupakan upaya serius pemerintah dan aparat penegak hukum untuk memutus mata rantai peredaran gelap narkoba di tingkat desa, sekaligus memperkuat ketahanan sosial masyarakat dari ancaman zat berbahaya tersebut.

Kepala Desa Tanjung, Budiawan, menyambut positif program pendampingan ini. Ia mengaku desanya masuk dalam zona oranye, atau wilayah dengan risiko sedang terhadap penyalahgunaan narkotika. Hal itu menjadi salah satu alasan Desa Tanjung dipilih sebagai desa dampingan.

BACA JUGA : Geger di Bima! Suami Grebek Istri Berstatus ASN Bersama Pria Lain, Lapor Polisi soal Dugaan Persetubuhan

“Kami ingin Tanjung tidak masuk zona merah. Target kita jelas: berubah ke zona kuning bahkan zona hijau. Aman dari narkoba, terutama untuk menyelamatkan generasi muda,” tegas Budiawan, yang juga Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKAD) KLU, Kamis (3/7).

Sebagai bentuk keseriusan, pihak desa telah membentuk tim relawan anti-narkoba yang beranggotakan masyarakat dari berbagai dusun. Relawan ini akan bergerak aktif di lapangan dengan melakukan edukasi, penyuluhan, dan mendeteksi dini jika ada aktivitas mencurigakan.

“Kalau ada informasi soal dugaan transaksi narkoba, tim akan turun langsung dan berkoordinasi dengan Satuan Narkoba Polres. Ini upaya konkret supaya masyarakat tidak lagi berani coba-coba,” ujarnya.

Program ini mendapat dukungan penuh dari BNNP NTB yang sebelumnya telah menggelar berbagai pelatihan dan kunjungan ke desa. Uniknya, kegiatan ini turut dibiayai oleh alokasi Dana Desa, menandakan komitmen bahwa pemberantasan narkoba bukan hanya urusan polisi, tapi juga tanggung jawab bersama.

BACA JUGA : RR Pungky Kusmalahadi Dikukuhkan Sebagai Bunda Literasi Lombok Utara

Kekhawatiran Budiawan bukan tanpa alasan. Ia menyebut, pada awal 2025, ada tiga kasus narkoba yang terjadi di Desa Tanjung. Baik sebagai pengguna maupun pengedar, kasus tersebut cukup mengkhawatirkan.

“Itu jadi sinyal bahaya. Maka kolaborasi ini penting. Makin banyak pihak terlibat, makin kuat pula pencegahan yang bisa kita lakukan,” imbuhnya.

Program ini diharapkan mampu menjadi model atau role model bagi desa-desa lain di NTB. Masyarakat dan pemerintah desa sepakat bahwa keberhasilan program ini bukan hanya soal berkurangnya kasus, tapi juga soal kesadaran kolektif untuk menjaga lingkungan tetap bersih dari narkoba.

“Kita ingin anak-anak kita tumbuh di lingkungan yang aman dan sehat. Itu tugas kita semua,” pungkas Budiawan.

Pewarta : Niss | Editor : Feryal

Exit mobile version