Lombok Utara, SIARPOST– Bupati Lombok Utara, Dr. H. Najmul Akhyar, SH., MH., bersama Wakil Bupati Kusmalahadi Syamsuri, ST., MT., menghadiri acara Coffee Morning bertajuk Ngopi Bareng Ngobrol Budaya di Lesehan Sasak Narmada, Tanjung, Kamis (18/9).
Kegiatan ini menghadirkan tokoh budaya, tokoh masyarakat, dan pejabat terkait untuk membahas pembangunan gerbang perbatasan Lombok Utara berbasis arsitektur budaya daerah serta perumusan busana khas Lombok Utara.
BACA JUGA : Polisi Ungkap Fakta Baru Kasus Kematian Mahasiswi Unram di Pantai Nipah, Barang Bukti Dibawa ke Labfor Bogor
Kepala Bappeda KLU, Ir. Hermanto, menegaskan pentingnya menjadikan budaya sebagai fondasi pembangunan. Menurutnya, kebudayaan Lombok Utara kini memasuki tahap dinamika, yakni menggali jati diri dan melestarikan warisan leluhur.
“Forum ini menjadi ajang silaturahmi tokoh budaya dan masyarakat adat untuk menggali serta menemukan kembali objek kebudayaan,” ujarnya.
Dari sepuluh objek pembahasan, dua program ditetapkan sebagai prioritas utama 2025: pembangunan gerbang perbatasan dengan arsitektur tradisional khas Lombok Utara dan perumusan pakaian adat daerah.
Acara ini juga menghadirkan dua narasumber, Prof. Dr. I Nyoman Kastawan dan Dr. Ardi Yuniarman, yang memaparkan gagasan pengembangan budaya daerah.
Dalam kesempatan itu, Bupati Najmul menegaskan bahwa budaya adalah fondasi peradaban. Ia mengingatkan, banyak peradaban besar runtuh bukan karena militer, tetapi karena hilangnya identitas budaya.
“Gerbang bukan sekadar pintu masuk, melainkan simbol penghormatan dan identitas daerah. Arsitektur khas akan menjadi wajah Lombok Utara,” tegasnya.
Najmul menjelaskan desain gerbang akan memadukan unsur tradisi lokal, seperti rumah adat Sasak, Masjid Bayan Beleq, filosofi Gunung Rinjani dan laut, serta nilai religius, kebersamaan, dan keramahan masyarakat. Selain itu, perumusan pakaian adat daerah juga dipandang penting sebagai identitas kultural.
BACA JUGA : Geger di Bima! Suami Grebek Istri Berstatus ASN Bersama Pria Lain, Lapor Polisi soal Dugaan Persetubuhan
“Jika dikelola dengan baik, kekayaan budaya tidak hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga dapat mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat,” ujarnya.
Najmul berharap forum Ngopi Bareng Ngobrol Budaya menjadi ruang produktif untuk menampung gagasan. “Saya percaya, dari forum sederhana seperti ini akan lahir ide-ide besar yang menjadi kebijakan strategis pembangunan kebudayaan,” pungkasnya.( Niss)