Mataram, SIARPOST – Persoalan sampah di Kota Mataram kembali jadi sorotan. Tumpukan sampah yang menggunung di Kelurahan Bintaro, Kecamatan Ampenan, membuat kawasan padat penduduk itu bak tempat pembuangan akhir (TPA). Kondisi ini bukan hanya mencoreng citra kota, tetapi juga menimbulkan ancaman kesehatan bagi warga.
Ketua Komisi III DPRD Kota Mataram, Abd Rachman, SH, menegaskan bahwa masalah sampah di Mataram sudah menjadi persoalan tahunan yang tak kunjung selesai. Ia menilai, penyebab utamanya adalah minimnya peralatan serta armada yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram.
BACA JUGA : Terbongkar! Ternyata Begini Cara Permainan Dugaan Suap Pemilihan Ketua DPD RI Menjerat Senator Asal NTB
“Selaku leading sektor, DLH tidak bisa bekerja maksimal karena keterbatasan sarana. Kami di DPRD mendorong agar TAPD, khususnya Sekda, memberikan prioritas anggaran yang lebih besar untuk DLH. Sampah ini harus menjadi program prioritas Pemkot Mataram,” ujar Abd Rachman saat diwawancarai, Selasa (23/9/2025).
Menurutnya, kapasitas pengelolaan sampah saat ini masih jauh dari volume sampah yang diproduksi warga setiap hari. Hal ini membuat tumpukan sampah tidak terangkut, termasuk di kawasan pesisir seperti Bintaro yang justru berpotensi menjadi destinasi wisata.
Sebelumnya, pantauan langsung wartawan menunjukkan kondisi miris di Bintaro. Sepanjang jalan dan pesisir dipenuhi plastik, sisa rumah tangga, hingga bau menyengat. Bahkan, garis pantai yang menjadi sandaran sampan nelayan pun tidak luput dari sampah.
“Dulu pernah ada penanganan sampah dengan kendaraan tiga roda, tapi setelah rusak tidak ada penggantinya. Akhirnya lingkungan kampung kotor, padahal rumah di sini sangat padat,” ungkap Jauhari Tantowi, tokoh pemuda sekaligus pengelola Sekolah Pesisir Juang.
Sejumlah warga mengaku terpaksa membakar sampah sendiri karena tidak ada layanan angkut dari pemerintah. “Tidak ada bantuan, jadi kami bakar sampah di sekitar rumah,” keluh seorang ibu rumah tangga.
BACA JUGA : Harga LPG 3 Kg di Empang Hingga Rp35 Ribu, Warga Minta Pangkalan Ditindak
Kondisi darurat sampah ini menambah daftar panjang persoalan tata kelola lingkungan di Kota Mataram. Jika tidak segera ditangani, masalah ini bisa menjadi “bom waktu” yang berujung pada krisis kesehatan warga.
Masyarakat pun mendesak Pemkot Mataram untuk segera mengambil langkah nyata: menambah armada pengangkut, menata kawasan pesisir, serta melakukan edukasi masif kepada warga tentang pengelolaan sampah.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak DLH Kota Mataram belum memberikan keterangan resmi terkait kondisi darurat sampah di Bintaro.
Redaksi | SIAR POST
