Mataram, SIAR POST – Setelah mengalami kontraksi ekonomi selama dua triwulan berturut-turut, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akhirnya mendapatkan angin segar.
Pemerintah Pusat melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi membuka kembali izin ekspor konsentrat bagi PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
BACA JUGA : Misteri Kematian Mahasiswi Unram di Pantai Nipah, Kuasa Hukum Yakin Radit Bukan Pelaku Utama
Relaksasi ekspor ini diharapkan menjadi pemicu kebangkitan ekonomi NTB yang sempat minus 1,47 persen pada triwulan I dan minus 0,82 persen pada triwulan II tahun 2025.
Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal, mengonfirmasi kabar tersebut. “Upaya bersama semua pihak membuahkan hasil. Relaksasi ekspor sudah turun tanggal 14 Oktober kemarin,” ujarnya, Jumat (17/10/2025) dikutip dari NTBSatu.
Namun, Iqbal belum dapat memastikan berapa volume ekspor yang diizinkan ESDM untuk PT AMNT. Ia hanya menyebut bahwa izin tersebut berlaku hingga smelter Batu Hijau di Sumbawa Barat beroperasi penuh.
“Kita belum bicara kuota detail, tapi relaksasi itu berlaku sampai smelter-nya benar-benar berfungsi,” jelasnya.
Kepala BPS NTB, Wahyudin, menyebut NTB membutuhkan pertumbuhan sekitar 8 persen dalam sisa tahun ini untuk mencapai target nasional sebesar 7 persen.
“Kalau melihat kondisi sekarang, sulit mencapai target itu tanpa dorongan ekspor tambang. Tambang memiliki kontribusi besar kedua setelah sektor pertanian,” jelasnya, Kamis (2/10/2025).
BACA JUGA : Ketua DPRD NTB Desak Pemerintah Pusat Beri Relaksasi untuk AMMAN, Ekonomi Daerah Terancam Melambat
Ia menilai, larangan ekspor bahan mentah sebelumnya membuat pertumbuhan ekonomi daerah tersendat. “Kecuali ada kebijakan baru dari ESDM untuk melonggarkan ekspor konsentrat, sangat sulit bagi NTB tumbuh positif,” katanya.
Sebelum keputusan ini keluar, Ketua DPRD NTB Baiq Isvie Rupaedah sudah mendesak pemerintah pusat agar memberikan relaksasi kepada PT AMNT. Ia menilai, penumpukan konsentrat di gudang Batu Hijau dan progres pembangunan smelter yang baru 50 persen berpotensi memperburuk kondisi ekonomi daerah.
“Kami mendorong AMMAN dan Pemprov NTB terus berkoordinasi dengan ESDM dan Kemenkeu agar operasional perusahaan tidak terhenti,” tegas Isvie, usai RDP Komisi III DPRD NTB dengan manajemen AMNT, Senin (13/10/2025).
Menurutnya, proyek smelter Batu Hijau merupakan proyek strategis nasional yang sangat menentukan arah pertumbuhan ekonomi NTB. “Kalau tidak ada relaksasi, target pertumbuhan ekonomi 2025 jelas akan terganggu,” ujarnya.
DPRD NTB juga memastikan akan mendukung langkah Pemprov NTB untuk melanjutkan lobi ke tingkat pusat. “Kami siap memberikan dukungan politik dan kelembagaan agar ekonomi NTB tetap stabil,” pungkasnya.
Redaksi | SIAR POST