Kades Pukat Sumbawa Sayangkan NTBCare Tak Lagi Masuk Sistem: “Program Ini Menyentuh Langsung Kebutuhan Warga Miskin”

Yuni Bourhany dari NTBCare diskusi dengan salah satu relawan kemanusiaan, Marbun. Dok istimewa

SUMBAWA, SIAR POST — Kepala Desa Pukat, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa, Zakariah A.Md, menyampaikan keprihatinannya atas tidak lagi terintegrasinya program NTBCare dalam sistem pemerintahan daerah.

Menurutnya, NTBCare yang digagas pada periode Gubernur NTB sebelumnya, Zulkieflimansyah, merupakan salah satu program sosial terbaik yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat kurang mampu.

“Kami sangat menyayangkan NTBCare sudah tidak lagi masuk sistem. Padahal program ini sangat bagus dan benar-benar menyentuh kepentingan masyarakat miskin secara langsung,” ujar Zakariah saat menerima kunjungan silaturahmi tim NTBCare di Desa Pukat, Minggu (9/11/2025).

Zakariah menjelaskan, selama tiga tahun terakhir, pihaknya telah menjalin kemitraan erat dengan NTBCare dalam membantu warga yang mengalami kesulitan, khususnya dalam hal pemulangan jenazah dari luar daerah.

Melalui NTBCare, masyarakat tidak mampu mendapatkan layanan ambulans dan biaya penyebrangan gratis, yang selama ini menjadi beban berat bagi keluarga duka.

“Biasanya biaya pemulangan jenazah dari Mataram ke Sumbawa bisa mencapai Rp4 sampai Rp5 juta. Tapi dengan adanya NTBCare, masyarakat kami terbantu karena semua fasilitas itu disediakan secara gratis. Bukan saja itu, bantuan sosial lainnya juga mudah diakses,” ungkapnya.

Namun kini, sejak NTBCare tidak lagi terhubung dengan sistem pemerintahan, beban itu kembali dirasakan oleh masyarakat desa. Pemerintah desa bahkan terpaksa menanggung sebagian biaya pemulangan jenazah dari dana pribadi dan hasil gotong royong.

“Baru-baru ini ada warga kami meninggal di luar daerah. Karena tidak bisa dibantu NTBCare seperti dulu, akhirnya kami tanggung sendiri. Kasihan masyarakat, mereka benar-benar merasa kehilangan,” tuturnya dengan nada haru.

Program NTBCare selama ini dikenal luas sebagai jembatan kemanusiaan yang mempermudah layanan masyarakat tidak mampu di NTB. Selain bantuan pemulangan jenazah, NTBCare juga menyediakan rumah singgah, pendampingan pasien yang dirujuk ke RSUD Provinsi NTB, serta memfasilitasi berbagai kendala administrasi dan teknis yang kerap dialami masyarakat saat berobat.

Sementara itu, pendiri NTBCare Yuni Bourhany menegaskan bahwa pihaknya tetap berkomitmen membantu masyarakat miskin dengan segala keterbatasan yang ada.

“Setiap hari ada masyarakat yang membutuhkan bantuan pemulangan jenazah, ambulans, atau biaya penyebrangan. Kami berharap pemerintah bisa mengambil langkah konkret agar tidak ada lagi warga yang kesulitan saat kehilangan anggota keluarganya,” ujar Yuni.

Yuni menambahkan, saat ini NTBCare tengah menjajaki kerja sama dengan seluruh kabupaten dan desa di NTB agar layanan sosial berbasis kemanusiaan bisa kembali terintegrasi dan berkelanjutan.

“Desa Pukat adalah salah satu mitra lama kami yang sangat aktif. Kami ingin sistem seperti ini bisa hidup kembali di semua daerah, karena inilah wujud nyata dari kehadiran negara di tengah rakyat,” pungkasnya.

Tak hanya itu, NTBCare juga terbantu oleh kerja para relawan lapangan yang tanpa pamrih membantu warga selama proses pengobatan di luar daerah. Salah satunya adalah Marbun, relawan aktif yang selama ini memberikan layanan penuh bagi pasien rujukan di RSUP NTB.

Relawan Marbun dikenal membantu pasien dan keluarga dalam pengurusan administrasi, kemudahan akses rujukan dari RSUD ke RSUP, hingga pendampingan selama pengobatan. Bahkan, ia turut menyediakan fasilitas ambulans antar jemput pasien secara gratis bagi masyarakat tidak mampu.

Dedikasi para relawan seperti Marbun inilah yang membuat NTBCare tetap hidup di tengah keterbatasan, menjadi pengingat bahwa kepedulian sosial tidak selalu bergantung pada anggaran, melainkan pada hati yang tulus untuk membantu sesama.

REDAKSI | SIAR POST

Exit mobile version