Lombok Utara, SIARPOST– Struktur besi proyek landmark “Malimbu Hill” yang sempat viral karena dinilai menghalangi panorama Pantai Mentigi akhirnya dipindahkan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Utara (KLU). Landmark itu sebelumnya terpasang di tepi jalan raya Bukit Malimbu, Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, dan menuai gelombang protes dari warga.
Sorotan publik terhadap besi raksasa tersebut bermula dari unggahan warganet yang menunjukkan bagaimana struktur itu berdiri tepat di trotoar dan menutup view pantai. Kritik pun mengemuka, mulai dari wisatawan hingga warga setempat yang menilai pemasangan itu “tidak masuk akal” untuk kawasan wisata yang mengandalkan keindahan alam.
Kepala Dinas Pariwisata KLU, Dende Dewi Tresni Budiastuti, mengakui adanya kekeliruan pemasangan yang dilakukan pihak rekanan tanpa koordinasi dengan dinas terkait.
“Lokasinya memang salah karena dipasang di trotoar. Besi itu menghalangi pemandangan pantai. Rekanan memasang tanpa koordinasi ke dinas. Sekarang sudah kita pindahkan, lokasinya bukan di situ lagi,” tegasnya.
Menurut Dende, struktur besi tersebut kini telah dipindahkan ke area sebelah barat agar tidak mengganggu ruang publik, arus wisatawan, maupun estetika kawasan Malimbu. Ia menjelaskan bahwa landmark itu merupakan bagian dari proyek tulisan identitas daerah yang berbunyi “Welcome to Lombok Utara” dengan tulisan “Malimbu Hill” di bawahnya.
Penataan ulang dilakukan untuk memastikan landmark justru memperkuat citra pariwisata, bukan merusaknya. Dende turut menyebutkan bahwa masih banyak wisatawan yang belum mengetahui bahwa Malimbu dan Malaka merupakan bagian dari wilayah Lombok Utara.
“Tempat itu nantinya bukan hanya untuk swafoto, tapi juga memberi tahu wisatawan bahwa keindahan Malimbu adalah bagian dari Lombok Utara,” ujarnya.
Sebelumnya, warga mengaku kecewa karena pemasangan awal terkesan terburu-buru dan kurang perencanaan. Zainudin, salah satu warga KLU, menyebut keputusan memindahkan struktur besi itu sudah sangat tepat.
“Tempatnya memang tidak pas dan harus dipindah,” katanya.
Ia berharap proyek landmark tersebut nantinya benar-benar memperkuat identitas Lombok Utara sebagai destinasi wisata unggulan dan mampu menarik lebih banyak pengunjung.
Dengan pemindahan ini, polemik “besi viral” Malimbu Hill diharapkan menjadi pembelajaran penting agar proyek pariwisata di Lombok Utara selalu mengutamakan estetika, kenyamanan publik, dan keselamatan wisatawan.(Niss)














