Lombok, SIAR POST — Cuaca ekstrem dan kondisi medan yang licin kembali memakan korban di kawasan Gunung Rinjani. Seorang pendaki berusia 18 tahun dilaporkan tewas setelah terjatuh di Jurang Gunung Kondo pada jalur tidak resmi Steling–Aik Berik, Selasa (9/12/2025).
Korban bersama rekannya diketahui mulai melakukan pendakian sejak Minggu (7/12), sebelum akhirnya terpeleset dan ditemukan meninggal dunia di dasar jurang.
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) mengonfirmasi bahwa jalur yang digunakan adalah jalur ilegal yang tidak memiliki standar keamanan dan tidak direkomendasikan untuk aktivitas pendakian, terutama pada musim hujan.
“Rinjani sedang tidak bersahabat. Keselamatan harus menjadi prioritas,” demikian imbauan pihak TNGR dikutip dari Lombok Friendly.
Sejak Selasa malam, tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, Balai TNGR, kepolisian, dan masyarakat setempat melakukan koordinasi intensif untuk mengevakuasi korban. Upaya evakuasi mandiri yang dilakukan pihak keluarga sebelumnya sempat terhambat karena medan terjal dan minimnya sinyal komunikasi.
Tim Basarnas akhirnya membagi personel menjadi dua regu dan mengoperasikan drone untuk memastikan titik jatuhnya korban.
Hingga Rabu sore (10/12), proses evakuasi masih berlangsung. Tim gabungan bergerak hati-hati mengingat medan yang curam dan kondisi cuaca yang berubah-ubah. “Keselamatan petugas juga harus dipastikan. Evakuasi di musim hujan di Rinjani sangat berisiko,” ujar salah satu anggota tim SAR.
Balai TNGR menegaskan akan meningkatkan pengawasan terhadap jalur pendakian ilegal yang kerap digunakan secara diam-diam. Pihaknya juga mengimbau masyarakat dan para pendaki untuk menunda pendakian selama musim hujan.
“Rinjani tidak akan pergi. Ia akan selalu menanti para pendaki, datanglah di waktu yang lebih aman,” tambahnya.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa pendakian, apalagi melalui jalur tidak resmi, menuntut kehati-hatian ekstra dan ketaatan pada regulasi demi mencegah jatuhnya korban jiwa.
Redaksi | SIAR POST














