SIARPOST | Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman sekaligus seorang Dokter Gigi, Dr.drg.Lilies Anggarwati Astuti, Sp. paparkan hasil Riset nya di Hong Kong, Kamis (28/12/2023). Herbal Medicine in Dentistry salah satu tema riset yang saat ini marak dilakukan baik oleh negara maju maupun negara berkembang.
Mengangkat Sarang Semut (Myrmecodia sp.) salah satu hasil hutan Kalimantan, sebagai salah satu obat alami yang tinggi akan antioksidan.
Baca juga : Nisa Pudu, Pulau Kecil di Dompu Yang Indah Dikelilingi Laut Biru Namun Belum Dikembangkan
Perkembangan pengkajian bahan alam ini seiring dengan sejuta manfaat yang dimiliki sebagai alternatif menggantikan pengobatan berbahan kimiawi yang sudah umum digunakan.
Salah satu diantaranya terhadap bahan alam yang telah lama dikembangkan terutama di Indonesia yaitu Sarang Semut, mengingat Indonesia kaya akan hutan dan hasil alamnya sejak zaman penjajahan hingga sekarang.
Seiring visi Unmul yaitu menjadi universitas berstandar internasional yang mampu berperan dalam pembangunan bangsa melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang bertumpu pada Sumber Daya Alam (SDA) khususnya hutan tropis lembab (tropical rain forest) dan lingkungannya.
Dalam mendukung salah satu misi Unmul yaitu menghasilkan riset yang berkualitas serta berdayaguna dengan mengedepankan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan hidup.
Baca juga : Pemilihan Ketua Bem Fmipa Unram 2024 diindikasi Adanya kecurangan, Dugaan Pemalsuan Administrasi
drg. Lilies Anggarwati Astuti ini merupakan salah satu dosen tetap di prodi profesi dokter gigi Fakultas Kedokteran Unmul Samarinda Kalimantan Timur.
Akrab disapa Anggi ini sedang melanjutkan riset yang menjadi roadmap penelitiannya sejak 2017.
Riset ini didukung pula oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Hibah Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT) dua tahun terakhir ini.
Kedepannya besar harapan kami riset ini dapat dilanjutkan sehingga terhilirisasi ke masyarakat luas. Pemanfaatannya pun dapat digunakan oleh para praktisi kesehatan khususnya dokter gigi dalam mendukung perawatan dasar penyakit periodontal dan memaksimalkan proses penyembuhan gusi (gingiva).
Baca juga : Pasca Dijanjikan Relokasi, Nasib Pedagang Pantai Duduk Lobar Kini Tidur di Gubuk Bambu Berdinding Tarpal
Tahun ini hasil riset tersebut dipaparkan pada “15th International Conference of the Asian Academy of Preventive Dentistry” yang berlangsung selama 4 hari dan sebagai tuan rumah kali ini dari Faculty of Dentistry, Hong Kong University.
Seminar internasional ini diikuti oleh negara-negara lainnya seperti Thailand, Myanmar, Jepang, Malaysia, Amerika, Vietnam, Jerman, Singapura dan Cina.
Sarang Semut adalah istilah di negara Indonesia untuk menyebut genus Myrmecodia, suatu genus tanaman mirmekofita epifit yang berasal dari Asia Tenggara dan kepulauan besar yang terbentang sampai Queensland, Australia.
Sarang semut (Myrmecodia sp.) merupakan tumbuhan yang berada pada batang atau dahan sebuah pohon. Tumbuhan ini hidup dengan cara menempel atau menumpang hidup pada pohon yang dijadikan inang atau induknya.
Tumbuh bergelantungan pada tumbuhan lain yang ada di sekitar wilayah timur Indonesia.
Tumbuhan ini termasuk tanaman obat, memiliki batang yang bergelembung dan di dalamnya terdapat banyak ruang yang dihuni semut.
Studi lain dari Institut Pertanian Bogor, Sarang Semut mengandung berbagai senyawa kimia bersifat antioksidan. Senyawa kimia ini berasal dari golongan flavonoid dan tanin yang diketahui memiliki efek terapis atau pemulih. Selain itu juga terkandung polifenol, saponin, asam amino dan fenolat. (Tim)