Puluhan Masa Lakukan Unjukrasa Tuntut PT. AMNT Transparan dan Tidak Semena-mena.

Sumbawa Barat. PublikOnline – Sekitar 50 orang yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Sumbawa Barat Mencari Keadilan yang dikoordinatori oleh Leo Ardinata, melakukan unjukrasa dan pemblokiran akses menuju Tone Site PT. Aman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Desa Benete, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Senin (16/3/2020).

Aksi unjukrasa dilakukan sejak pukul 06.00 WITA, masa yang turun ke jalan melakukan orasi di depan jalan masuk PT. AMNT dan melakukan pemblokiran dengan cara membentangkan spanduk.

Masa menilai PT AMNT tidak mampu mensejahterakan masyarakat lingkar tambang. Kebijakan management yang memberhentikan karyawan serta membatasi karyawan tinggal di luar camp menyebabkan lumpuhnya roda perekonomian masyarakat.

Koordinator aksi masa, Leo Ardinata, di Taliwang, Senin, mengatakan, masyarakat lingkar tambang menuntut perusahaan berhenti melakukan PHK terhadap karyawan lokal jika masih produktif, dan memberikan peluang seluas-luasnya kepada pekerja lokal.

“Kami menuntut perusahaan untuk transparan dalam penerimaan karyawan, serta transparan dalam progres pembangunan perusahaan pengolahan bahan tambang atau Smelter”, katanya.

Masa juga menuntut PT. AMNT mempekerjakan lagi pekerja yang telah di PHK yang masih produktif, dengan menjamin hak dan kewajiban yang seimbang dan menghapus sistem blacklist yang diterapkan perusahaan selama ini.

“Kami juga menuntut perusahaan untuk membuka peluang kerja dan mewajibkan perusahaan induk maupun Subcon dan mitra bisnis PT AMNT agar menggunakan pekerja lokal siap pakai,” mintanya.

Selain tuntutan yang dilayangkan kepada PT. AMNT, masa aksi juga menuntut pemerintah daerah KSB untuk mendesak perusahaan agar karyawan yang tinggal di dalam camp diizinkan juga tinggal di luar camp, agar perekonomian masyarakat pulih kembali.

“Pemerintah juga harus transparan dan mengklarifikasi apa yang dimaksud penerimaan tenaga kerja satu pintu yang kami rasa belum begitu maksimal,” jelasnya.

Sementara itu juru bicara aksi, Jabir Sanela juga menyampaikan tuntutannya agar perusahaan benar-benar memperhatikan masyarakat lokal karena apa yang dilakukan perusahaan untuk masyarakat sejauh ini tidak seimbang dangen kekayaan yang diambil dari KSB.

“Hak-hak kita sudah dirampas, hasil yang didapat perusahaan ini tidak sebanding dengan kontribusi perusahaan kepada masyarakat,” ucapnya.

Jika aksi yang dilakukan ini tidak ada respon dari PT. AMNT, masa mengancam akan terus melakukan aksi dan memblokade tiga titik akses masuk ke perusahaan tersebut yaitu di Gate Benete, gate Sekongkang dan gate Tongo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Oi, gak boleh Copas, minta izin dulu