NTB Hasilkan 2.673 Ton Sampah Perhari

 

/TPA Kebon Kongok Terima 300 Ton Perhari

Mataram, SIARPOST | Masalah sampah hingga saat ini menjadi tugas dan tanggungjawab baik pemerintah maupun masyarakat. Setiap tahun produksi sampah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) semakin meningkat.

Proses penanganan sampah harus ditangani dari hulu ke hilir, dari sumber sampah hingga tempat pembuangan akhir atau (TPA).

Data proyeksi jumlah sampah dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi NTB menyebutkan bahwa peningkatan jumlah sampah dari tahun 2021 hingga 2022 meningkat sebanyak 1,5 persen.

Data tersebut sesuai dengan SNI dan data Kebijakan dan Strategi Daerah (Jakstrada) pengolahan sampah.

Baca juga : LHK Provinsi NTB Tanggapi Tumpukan Sampah di Kediri Lombok Barat, Ini Solusinya!

Pada tahun 2021 angka proyeksi sekitar 2.367 ton perhari atau sekitar 962.505 ton per tahun. Sementara di tahun 2022 yaitu 2.673 perhari atau sekitar 975.645 ton per tahun.

“Ada peningkatan 1,5 persen di tahun 2022 jika dibandingkan di tahun sebelumnya,” jelas Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan, Firmansyah saat diwawancarai beberapa waktu lalu.

Sementara untuk angka penanganan khusus di TPAR Kebon Kongok yaitu yang berasal dari Kota Mataram dan Lombok Barat.

Pada tahun 2021 dua kabupaten/kota tersebut menyumbang 108.843 ton sementara di tahun ini sampai dengan Oktober 2022 sebesar 94.020 ton.

Firman mengatakan untuk data produksi, pihaknya hingga saat ini belum mengumpulkan data sebagaimana sensus penduduk, dimana setiap orang dilakukan pendataan satu per satu untuk jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari.

Sementara itu, Kepala TPAR Kebon Kongok, Radyus saat diwawancarai di Mataram, Rabu (2/11), mengatakan bahwa jumlah sampah yang diterima Kebon Kongok yaitu sekitar 300 ton perhari.

“Sekitar 300 ton perhari yang masuk ke sini dan yang bisa kami bawa keluar untuk dikelola kembali sekitar 5 ton,” katanya.

Jumlah 5 ton tersebut dibawa ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) yang ada di Lingsar dan beberapa tempat lainnya seperti Bank sampah dan Maggot Center tempat pengolahan sampah organik yang ada di Kebon Talo Kota Mataram.

Baca juga : Sampah di Lombok Barat Menumpuk, Armada Pengangkut Masih Sangat Kurang

Ia pun mengaku, yang menjadi berat adalah memilah sampah sehingga dengan mudah dikelola.

Untuk itu ia memberikan kebijakan kepada setiap truk yang mengakut sampah ke Kebon Kongok harus membawa dua karung sampah yang sudah dipilah.

“Kami berharap warga dapat memilah sampah sehingga tidak mempermudah pengelolaannya,” katanya.

Masalah sampah ini, tambahnya, harus ditangani secara gotong royong. Penanganannya harus seperti menangani covid-19.

“Kalau mau kita berhasil menangani dan mengelola sampah dengan baik maka semua stakeholder terlibat, ASN, masyarakat, tokoh agama, pemuda,” ujarnya.

“Kami memang baru 10 persen saja dari sampah yang bisa direcovery dari sumbernya. Dari 300 ton tadi, sekitar 260 ton yang bisa kita amankan di sini,” tutupnya.

Exit mobile version