banner 728x250

Lestari, Pengusaha Muda Lulusan UMMAT Beromset Ratusan Juta

banner 120x600
banner 468x60

Foto : Owner UMKM Lestari, Dian Lestari (kanan) bersama Ketua UMKManies Provinsi NTB, Feryal Mukmin (kiri)

/10 UMKM di Desa Dopang Butuh Naik Kelas

banner 325x300

Mataram, SIARPOST | Hari sudah sangat sore, di sebuah pabrik pembuatan kripik tradisional di Desa Dopang Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat, terlihat seorang wanita muda sedang membereskan beberapa peralatan masak.

Saat dihampiri, Ia sedang membereskan wajan, panci, dan peralatan packing yang digunakan untuk memproduksi keripik singkong, keripik ubi ungu emping kacang, pangsit, kue bawang dan produk jajanan lainnya yang diolah secara tradisional.

Ya, dia adalah Dian Lestari (26), seorang wanita cantik pengusaha muda asal Desa Dopang yang mengelola pabrik pembuatan kripik tradisional. Lestari adalah owner dari UMKM Lestari.

Dian Lestari adalah pengusaha sukses di usia muda lulusan S1 Jurusan bahasa inggris di Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT).

Baca juga : Sukses WSBK 2022, DPRD NTB Dorong Pemprov Anggarkan Dana Promosi

Selain mengelola bisnis keripiknya, Lestari juga mengajar di MTs. Al-Ishlahussibyan Dopang.

Tidak tanggung-tanggung, dari hasil kerja kerasnya ia mampu menghasilkan omset perbulan mencapai Rp 200 juta.

Saat ditemui di lokasi pabrik olahan tradisional yang ia kelola, Minggu (20/11), Lestari mengatakan, bahwa pabrik yang ia kelola sejak tahun 2004 ini pernah terhenti selama 7 tahun karena kendala biaya namun kembali bangkit dan berhasil seperti saat ini.

Sejumlah produk makanan ringan dihasilkan dari pabrik tradisional ini, ia juga dibantu oleh kedua orang tuanya. Bahan baku seperti singkong, ubi ungu didatangkan Lestari dari Lombok Utara dan Lombok Barat.

“Alhamdulillah setiap Minggu produk kami dijual di pulau Sumbawa hingga Sumba. Setiap Minggu omset sekitar 50 juta atau 200 juta per bulan,” ujarnya.

Pabrik Lestari ini memiliki sekitar 35 karyawan di pabrik dan sekitar 15 karyawan yang mengampas atau memuat barang untuk dijual. Rata-rata para pekerja adalah warga di sekitar pabrik.

“Alhamdulillah selama ada pabrik ini kami bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar sini,” kata Lestari.

Dalam sehari, pabrik Lestari bisa menghabiskan sekitar tiga item dengan jumlah masing-masing sekitar 10 karung. Proses produksinya juga sangat manual. Menggunakan tungku tradisional dan bahan bakar kayu.

Baca juga : Hari Ulang Tahun RSUD Provinsi NTB, Bang Zul : RSUD Provinsi semakin menjadi yang terbaik!

Ia berharap bisnis nya ini akan semakin besar sehingga dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar.

Ia juga meminta kepada pemerintah memberikan bantuan peralatan atau mesin untuk mendukung produksi pabriknya.

“Kami berharap pemerintah melihat dan membantu usaha kami sehingga kami juga bisa berkembang dan naik kelas,” katanya.

Ia juga berharap agar Bupati Lombok Barat serta Gubernur bisa berkunjung ke pabrik nya di Desa Dopang sehingga bisa melihat langsung dan bisa mendengar keluhannya selama ini dalam membesarkan pabrik ini.

Saat ini, produk lestari sangat laris dijual ke pulau Sumbawa dan Sumba, namun ia ingin produknya ini menggunakan kemasan yang bagus agar bisa menyasar pasar yang lebih luas atau masuk menjadi produk UMKM yang tampil di Event Internasional di NTB.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *