banner 728x250

Ijazah Kades Poto Tano KSB Diduga Palsu, Ini Jawaban Dinas Pendidikan Sumbawa

banner 120x600
banner 468x60

 

SUMBAWA, SIARPOST | Ijazah Kepala Desa Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) Nusa Tenggara Barat (NTB) sepintas terlihat seperti dipalsukan, dalam ijazah paket B yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Sumbawa dan Paket C yang dikeluarkan oleh Sumbawa Barat tersebut nama orang tua dicoret dan diganti dengan nama lain.

banner 325x300

Kemudian stempel lembaga yang mengeluarkan ijazah serta Cap Jari yang bersangkutan tidak jelas dan tidak mengenai foto. Bahkan stempel dan cap jari tersebut terlihat ditindih oleh pas photo.

Publik menilai bahwa ijazah Kades Poto Tano, Adi Mulyadi terindikasi palsu atau tidak legal, karena sangat berbeda dengan ijazah pada umumnya.

BACA JUGA : Warga KLU Ditemukan Gantung Diri di Kamar, Sebelum Kejadian Sempat Ngobrol Panjang Dengan Sang Anak

Terkait indikasi Ijazah Kades Poto Tano yang dianggap palsu, Sekretaris Dinas Pendidikan Sumbawa, Sudarli, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (26/7/2024) menjelaskan bahwa ijazah tersebut memang tercatat di buku induk, namun data nama orang tua yang diganti tidak sesuai dengan data yang ada.

Bahkan pihak kepolisian Sumbawa Barat telah datang melakukan pengecekan terhadap ijazah tersebut ke Dinas Pendidikan beberapa waktu yang lalu.

“Coretan di ijazah itu ada unsur kesengajaan dan itu seharusnya tidak dilakukan. Ada data yang tidak sinkron dengan data di buku induk, nama orang tua tercatat yakni Lo Haji, kemudian dicoret dan diganti dengan nama Arifin,” ujarnya.

Sudarli mengatakan, tidak berani mengatakan Ijazah yang diterbitkan oleh kelompok belajar pada tahun 1998 tersebut palsu atau tidak, karena keabsahannya harus diuji dan diputuskan di pengadilan. Namun ia menilai bahwa sudah terjadi hal-hal di luar prosedur atas ijazah tersebut.

BACA JUGA : Dugaan Perselingkuhan Kades Labuhan Lalar KSB, Ini Sejumlah Bukti Kuat Yang Dikantongi BPD

Terpisah, Kades Poto Tano, Adi Muliadi yang dikonfirmasi mengatakan, memang coretan itu ia sengaja karena nama orang tua dalam ijazah tidak sesuai dengan nama di dalam kartu keluarga.

“Memang itu kesalahan dan ketidaktauan saya, saat itu saya mau melamar kerja tetapi kan nama orang tua di Ijazah dan KK tidak sinkron makanya saya beranikan diri mencoret nya,” ujar Adi.

Tetapi, walaupun ijazah itu telah dicoret, ia telah mengantongi surat keterangan dari Dinas Pendidikan Sumbawa Barat yang menyatakan bahwa ijazah tersebut benar dan asli sesuai dengan yang ada di buku induk.

Ia juga menegaskan, secara administrasi, ia memang bersekolah di kelompok belajar Poto Tano pada tahun 1998, bahkan ia masih menyimpan bukti nomor ujiannya.

“Terkait coretan itu udah saya konfirmasi ke Dikpora, itu kesalahan saya saja, secara administrasi dari proses belajar hingga ujian nasional memang iya saya ikut. Saya bersedia bertanggung jawab jika ijazah itu palsu,” tegasnya.

Terkait stempel dan sidik jari yang tidak mengenai foto atau terlihat ditindih di bawah foto dalam ijazah tersebut, Adi mengatakan bahwa memang seperti itu adanya pada saat diterbitkan oleh Dinas Pendidikan.

“Kita enggak berani mau buat-buat apalagi itu dokumen negara,” katanya.

Yang jelas, lanjut Adi, ijazah tersebut sudah terdaftar dan ada surat keterangan dari Dinas pendidikan Sumbawa Barat yang menyatakan ijazah tersebut asli.

Bahkan dengan ijazah itulah ia masuk dan menempuh pendidikan di perguruan tinggi di Universitas Muhammadyah dan juga untuk mengikuti pemilihan Kepala Desa Poto Tano periode sebelumnya namun gagal. (ED/FR).

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *