banner 728x250

Johan Rosihan Siap Kawal Regulasi Pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa: “Jangan Saling Menegasikan, Mari Satukan Langkah”

banner 120x600
banner 468x60

Anggota DPR RI asal Dapil NTB 1, Johan Rosihan. Dok RRI

Sumbawa Barat, SIAR POST — Aksi ribuan warga dari berbagai penjuru Pulau Sumbawa yang memadati Simpang Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat, Rabu (15/5), mendapatkan tanggapan serius dari anggota DPR RI asal Dapil NTB 1, Johan Rosihan.

banner 325x300



Ia menegaskan dukungan terhadap pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa (PPS) dan menyatakan telah menyiapkan langkah-langkah strategis di parlemen.

“Kami akan segera melayangkan surat kepada pimpinan melalui Badan Keahlian DPR untuk mengajukan RUU inisiatif sesuai tuntutan demo tadi,” kata Johan Rosihan saat dikonfirmasi Kamis (15/5).

Ia juga menyebut telah berkoordinasi dengan sejumlah diaspora Sumbawa di Jakarta untuk bersama-sama menyerahkan surat tersebut ke DPR.

BACA JUGA : Aksi Blokade Pulau Sumbawa Lumpuhkan Jalan Utama, Dua Kapolres Turun Langsung Urai Kemacetan

“Semua kita bergerak dari tempat masing-masing. Rakyat sudah demo, Pak Menkum sudah kasih jaminan, kami di parlemen akan kawal regulasinya. Semoga kolaborasi ini segera membuahkan hasil,” ujarnya.

Politisi PKS itu mengajak semua elemen untuk tetap solid dan tidak saling menyalahkan dalam perjuangan bersama ini.

“Jangan saling menegasikan. Kita kerja kolaboratif, luruskan niat, satukan langkah untuk wujudnya PPS yang kita cita-citakan,” tegasnya.

 



Aksi Massa: Blokade Jalan dan Seruan Pemekaran

Aksi besar-besaran yang digelar Aliansi Masyarakat Pulau Sumbawa ini memusatkan satu tuntutan utama: pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa dan pencabutan moratorium pemekaran wilayah.

Ribuan massa melakukan orasi dan memblokade total jalan utama penghubung antara Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok sejak pagi hingga sore hari, menyebabkan lumpuhnya arus transportasi dari dua arah.

Kendaraan logistik, angkutan umum, dan pribadi tertahan selama berjam-jam. Banyak pengguna jalan mengeluh karena tidak bisa melanjutkan perjalanan. Bahkan, situasi darurat dialami sebagian penumpang.

BACA JUGA : Dramatis! Ambulan Bawa Pasien Darurat Terjebak Blokade Massa Tuntut Provinsi Pulau Sumbawa

“Saya bawa penumpang yang sedang sakit dari Bima. Sudah tertahan dua jam, ini sangat merepotkan. Harusnya ada kebijakan agar kendaraan tertentu bisa lewat,” keluh Abdul Salam, sopir travel Titian Mas.

Hal senada diungkapkan Dede, sopir truk pengangkut telur dari Bali. “Kalau kelamaan di jalan, bisa rusak semua. Ini kerugian besar,” katanya.

Seruan dari Orator dan Tokoh Aksi: “Bukan Soal Membenci Lombok”

Orasi-orasi menggema dari berbagai tokoh asal Bima, Dompu, Sumbawa, dan Sumbawa Barat. Mereka menyuarakan keinginan untuk berdiri sebagai provinsi mandiri, terpisah dari NTB.

“Kami datang dari jauh, mengemis demi terbentuknya provinsi sendiri. Ini bukan soal membenci Lombok, tapi soal ingin mandiri dan mengelola kekayaan alam kami sendiri,” ujar Kahirul Iman, tokoh aksi dari Dompu.

BACA JUGA : Massa Blokade Total Jalur Poto Tano Berjam-Jam, Tuntut Pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa: Kendaraan Tertahan 

Ia menyoroti ketimpangan pengelolaan sumber daya alam, terutama tambang emas di Dompu dan Sumbawa Barat.

“Saya siap masuk penjara untuk memperjuangkan ini. Kekayaan emas yang kita miliki harusnya bisa menyejahterakan rakyat, bukan hanya segelintir orang,” ujarnya penuh semangat.

Becko, orator asal Sumbawa Barat, menambahkan bahwa Pulau Sumbawa telah lama layak menjadi provinsi sendiri.

“Kami tidak minta yang macam-macam. Kami hanya ingin keadilan pembangunan. Biarkan kami mengurus rumah tangga kami sendiri,” tandasnya.

Redaksi___

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *