Sumbawa, SIAR POST – Kisah memilukan datang dari seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Desa Sebewe, Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Sumbawa, NTB, berinisial H (45).
Harapan untuk mencari rezeki di negeri orang berubah menjadi mimpi buruk.
Ia kini terlunta-lunta di sebuah terminal di Turki, tanpa uang, tanpa tempat tinggal, setelah melarikan diri dari majikan yang diduga memperlakukannya secara tidak layak.
BACA JUGA : Viral! Warga Suriah Temukan Emas di Tepian Sungai Eufrat, Netizen Kaitkan dengan Hadis Akhir Zaman
Anak kandungnya, Nabila, menceritakan bahwa sang ibu berangkat ke Turki karena dijanjikan bekerja di sebuah kantor agensi oleh seorang agen asal Praya, Lombok Tengah.
Semua biaya perjalanan, termasuk tiket pesawat, sudah disiapkan oleh pihak agen.
Namun, sesampainya di Turki, H justru diminta menjadi pekerja rumah tangga di rumah seorang majikan.
“Awalnya katanya hanya sementara sambil menunggu karyawan sebelumnya keluar. Tapi kenyataannya mama langsung dibuatkan iqomah dan diserahkan ke majikan. Mama bilang rasanya seperti ‘dijual’,” ungkap Nabila kepada media ini, Sabtu (9/8/2025).
Perlakuan sang majikan jauh dari kata layak. Selain tak menerima gaji, H harus mengurus anak majikan yang kerap dimarahi dan dipukul, sementara sang majikan sering mabuk-mabukan.
“Mama jadi babysitter sekaligus pembantu rumah tangga, tapi tidak digaji sama sekali,” tutur Nabila.
BACA JUGA : Semangat Kemerdekaan, PLN Ajak Warga Rayakan Agustusan Secara Aman
Tak tahan, H nekat kabur. Dengan sisa tenaga, ia memberanikan diri mendatangi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Turki untuk meminta perlindungan.
Namun, harapannya pupus saat petugas di pintu gerbang KBRI menyebut ia harus membayar Rp8,5 juta agar bisa melaporkan masalahnya.
“Mama tidak punya uang. Akhirnya dia hanya bisa duduk di terminal, tidur di sana, dan makan dari bantuan orang-orang di sekitar,” ujar Nabila dengan suara bergetar.
Nabila juga mengungkapkan bahwa terakhir mendapat informasi bahwa asal agen tersebut berasal dari Praya Lombok Tengah yakni berinsial A dan istrinya asal Rhee Sumbawa berinsial N.
Kini, Nabila memohon kepada Pemerintah Provinsi NTB dan instansi terkait untuk membantu memulangkan ibunya.
“Tolong bawa mama saya pulang. Saya takut sesuatu terjadi pada beliau di sana,” ucapnya lirih.
Ketua BP3MI NTB, Noerman Adhiguna, SE, MBA, menyatakan pihaknya akan segera menindaklanjuti kasus ini. “Kami akan mendatangi keluarga untuk mendapatkan informasi detail, dan bersama Nakertrans akan menangani masalah ini secepatnya,” tegasnya.
Kisah H menjadi potret getir perjuangan para pahlawan devisa yang bekerja jauh dari tanah air. Perlindungan yang lemah dan proses perekrutan yang tak transparan membuat mereka rentan menjadi korban.
REDAKSI NEWSROOM SIARPOST